free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Puluhan Sapi Mati Mendadak di Kota Batu, Dokter Hewan Ungkap Penyebabnya

Penulis : Irsya Richa - Editor : Yunan Helmy

19 - Aug - 2024, 18:07

Placeholder
Dokter hewan saat melihat kondisi organ dalam sapi yang mati mendadak di kandang milik peternak Indra Kurniawan di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Senin (19/8/2024). (Foto: Irsya Richa/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Matinya puluhan sapi di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, dalam kurun waktu berdekatan membuat para peternak resah. Setelah warga melapor, dokter hewan dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Batu melakukan pemeriksaan terhadap sapi yang mati.

Sejumlah tim pun langsung melihat kondisi hewan yang mati di kandang milik peternak Indra Kurniawan di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Senin (19/8/2024). Kemudian tim dokter mengambil beberapa organ kepada sapi yan mati di lokasi tersebut.

Baca Juga : Dibuka Besok, Ini Syarat Pendaftaran CPNS 2024 Lengkap dengan Link Pendaftarannya

Ada beberapa bagian di dalam bagian tubuh yang diambil. Terlebih yang dirasa memiliki perubahan warna serta tekstur bagian dalam tubuh.

“Setelah kami ambil sedikit bagian tubuh sapi yang mati, nanti akan kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ungkap dokter hewan Puskeswan RPH Kota Batu Wulandari.

Wulan mengatakan, saat mengambil beberapa bagian organ dalam tubuh sapi, mendapati beberapa organ yang tidak wajar dan tidak umum. Didapati ada perubahan warna pada organ sapi yang mati.

“Kesimpulannya ada perubahan organ. Ada perubahan kemerahan ini tidak normal. Jeroan seperti lambung biasanya hijau. Tapi pada kondisi sapi mati ini merah,” imbuh Wulan usai melakukan pemeriksaan.

Kemudian juga didapati perubahan warna pada usus. Jika umumnya usus pada sapi yang sehat warnanya putih, ditemukan warna menjadi kemerahan.

“Perubahan organ ini intinya ada keracunan pada tubuh sapi. Ketika racun masuk, kendala percernaan membuat lembuluh darah pecah. Saat pecah pembuluh darah, organ jadi merah,” tambah Wulan.

Hanya, apakah sapi tersebut diracun atau terkena racun dari makanan masih belum diketahui. Sebab, bisa jadi sapi mati akubat keracunan usai mengonsumsi makanan, seperti rumput yang diambil pada suatu tempat. Misalnya tidak diketahui kondisi rumput tersebut terindikasi pestisida. 

“Juga nggak tahu keracunan alami makan rumput, nggak tahu ada obat pestisida. Penyebabnya bisa macam-macam,” terang Wulan.

Baca Juga : Serap Aspirasi Kiai Khos, PBNU Siap Benahi PKB

Sementara itu, bhabinkamtibmas Desa Beji Eko Naf menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir, laporan peternak yang mendapati sapi mati mendadak sudah ada 7 ekor. Terhitung sejak Februari, namun dalam kurun waktu singkat sejak akhir Juli hingga Agustus banyak terjadi. Rata-rata terjadi di Dusun Krajan dan Dusun Karangjambe. 

“Sapi mati ini kondisi sebelumnya sehat, tiba-tiba langsung terjatuh (nggeblak),” ujar Eko saat berada di lokasi.

Hanya, apa yang menjadi penyebab matinya puluhan sapi di Desa Beji masih belum diketahui pastinya. Untuk mengantisipasi kejadian terulang, para peternak mulai siaga. Yakni dengan penjagaan lebih ketat, memasang kamera CCTV, serta pengamanan pada pagar kandang. 

“Sebab rata-rata peternak tidak satu rumah dengan kandang. Jadi, peternak rela untuk jaga sapi menghindari kejadian serupa terulang lagi,” terang Eko.

Selain itu, untuk satu peternak, rata-rata didapati sapi yang mati 2 sampai 5 ekor. Diketahui, saat sapi mati mendadak dalam kondisi hidung mengeluarkan busa serta kaku.


Topik

Peristiwa Sapi mati mendadak Kota Batu ternak sapi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

Yunan Helmy