JATIMTIMES - Beragam cara dilakukan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Ke-79 tahun pada 17 Agustus 2024. Seperti cara unik yang dilakukan puluhan pemuda dari gabungan aktivis dan organisasi. Mereka menggelar upacara bendera di area sumber mata air Umbul Gemulo Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Sabtu (17/8/2024).
Selain memaknai Hari Kemerdekaan Ke-79, upacara tersebut digunakan sebagai upaya refleksi dan penyadaran akan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
Baca Juga : 266 WBP Rutan Situbondo Terima Remisi HUT Kemerdekaan Ke-79 RI, 5 Langsung Bebas
Mereka tergabung dalam Aliansi Selamatkan Malang Raya yang di dalamnya terdiri dari berbagai organisasi dan komunitas seperti Nawakalam Gemulo, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim, LBH Pos Malang, MCW, sejumlah organisasi pegiat lingkungan, dan masyarakat setempat.
Seluruh peserta upacara berbaris layaknya upacara bendera dengan menceburkan diri di aliran mata air tersebut. Mereka mengenakan kostum serbahitam.
Meski sederhana, upacara berlangsung khidmat. Selayaknya upacara pada umumnya, juga dibacakan pembacaan teks proklamasi, Pancasila, dan amanat.
Koordinator pelaksana Pradipta Indra mengatakan, dipilihnya Umbul Gemulo sebagai rangkaian peringatan tentang perjuangan terhadap kelestarian lingkungan yang harus dilakukan.
"Temanya menjaga tanah air untuk generasi. Republik Indonesia kini menginjak usia ke-79 tahun sejak menyatakan kemerdekaan sehingga terbebas dari belenggu kolonialisme terhadap warga sipil dan sumber daya alam. Tidak seharusnya dikuasai dan dilakukan eksploitasi berlebihan yang berdampak pada masa depan generasi," ujar Indra.
Baca Juga : Menelusuri Jejak Sang Pahlawan: Makam Cut Nyak Dhien Ditemukan di Sumedang setelah 50 Tahun Terlupakan
Pada upacara kali ini, juga dilakukan diskusi lingkungan dan merefleksikan persoalan yang terjadi pada sumber daya alam, khususnya air. Harapannya, peserta upacara dan masyarakat teredukasi pentingnya melawan perusakan dan eksploitasi sumber daya air agar tetap lestari. Khususnya di Kota Batu dan Malang Raya.
"Selama ini mimpi para pendiri bangsa juga masih belum tercapai. Eksploitasi sumber daya alam, terutama air, masih terus terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Ancaman privatisasi sumber mata air berserta kriminalisasi terhadap warga sipil terus terjadi," tambahnya.
Diketahui upacara di sumber air bukan kali pertama dilakukan Aliansi Selamatkan Malang Raya bersama Nawakalam Gemulo. Upacara serupa dilakukan tahun lalu di Kasinan Batu. Dan upacara di Umbul Gemulo juga pernah dilakukan beberapa tahun lalu dengan membawa misi yang sama.