JATIMTIMES — Lonjakan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Blitar menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Sebagai respons terhadap krisis ini, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar telah membentuk Tim Tanggap Darurat dan Kesiapsiagaan PMK Tahun 2025. Tim ini, yang terdiri dari 124 tenaga profesional, diberangkatkan langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Izul Marom, dari Kantor Bupati pada Rabu (15/1/2025).
Dalam sambutannya, Izul Marom menjelaskan bahwa tim tersebut bertugas untuk menjalankan monitoring, evaluasi, pengobatan, vaksinasi, serta memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat peternak di 248 desa dan kelurahan. “Kami ingin memastikan peternak merasa aman dan produksi ternak tetap stabil meskipun PMK sedang merebak,” ujar Izul Marom di hadapan jajaran Forkopimda, organisasi profesi, dan asosiasi peternak yang hadir.
Baca Juga : Polresta Malang Kota Imbau Waspadai Penipuan Berkedok Makan Bergizi Gratis
Tim ini terdiri dari dokter hewan dinas, dokter hewan praktisi, paramedik veteriner, dan paramedik reproduksi. Mereka tidak hanya melakukan tindakan medis dan vaksinasi tetapi juga memberi pendampingan kepada peternak agar memahami cara pencegahan PMK.
Dinas Peternakan menyebutkan bahwa 7.000 dosis vaksin telah didistribusikan ke berbagai wilayah sebagai bagian dari upaya darurat ini. Selain itu, para peternak yang telah melakukan vaksinasi mandiri mendapat apresiasi langsung dari pemerintah. “Partisipasi aktif peternak sangat menentukan keberhasilan kami dalam menekan penyebaran PMK,” tegas Izul.
Menurut data Dinas Peternakan, Kabupaten Blitar adalah salah satu daerah dengan populasi ternak yang signifikan, sehingga penanganan PMK menjadi prioritas. Tim Tanggap Darurat juga diharapkan dapat mencegah kerugian ekonomi lebih lanjut akibat kematian atau pemotongan paksa ternak.
Selain tindakan langsung di lapangan, edukasi melalui pendekatan KIE menjadi elemen penting. Peternak diajarkan mengenali gejala PMK seperti lepuh di mulut dan kuku, air liur berlebihan, serta kesulitan berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat penanganan apabila kasus ditemukan di kandang.
PMK tidak hanya menjadi masalah kesehatan ternak, tetapi juga ancaman terhadap stabilitas ekonomi daerah. Kabupaten Blitar, yang dikenal sebagai salah satu lumbung peternakan di Jawa Timur, bergantung pada hasil ternak sebagai sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga.
Baca Juga : Koni Banyuwangi Mulai Lakukan Pendataan Atlet, Persiapan Mengikuti Porprov IX Jatim
Izul Marom berharap, dengan langkah terpadu ini, Kabupaten Blitar dapat segera memutus rantai penyebaran PMK. "Kami tidak hanya menangani wabah ini untuk saat ini, tetapi juga membangun kesiapsiagaan jangka panjang agar peternakan di Blitar tetap tangguh menghadapi tantangan di masa depan," pungkasnya.
Meski tantangan besar masih ada, langkah cepat pemerintah dengan melibatkan berbagai pihak menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi sektor peternakan. Peternak kini memiliki harapan baru untuk bangkit dari ancaman wabah yang bisa mengguncang perekonomian daerah.
Dengan keberangkatan Tim Tanggap Darurat ini, Kabupaten Blitar memulai langkah besar untuk memastikan kesehatan ternak, keberlangsungan produksi, dan stabilitas ekonomi tetap terjaga. Semua mata kini tertuju pada hasil kerja keras tim di lapangan, yang diharapkan mampu membalikkan keadaan dalam waktu dekat.