JATIMTIMES - Briket menjadi salah salah satu bahan bakar pengganti minyak atau gas. Umumnya, briket ini terbuat dari batok kelapa, sekam padi, arang sekam, serbuk kayu ataupun bongkol jagung. Namun, menjadi tak umum jika sebuah kulit jeruk diubah menjadi briket.
Nah, di tangan tim mahasiswa dari salah satu kampus swasta di Malang ini, mengubah kulit jeruk menjadi briket bukan menjadi hal yang mustahil.
Baca Juga : CRF1100L Africa Twin Terbaru Siap Pikat Petualang Sejati, Segini Harga di Jatim
Berlinda Amalia Diami selaku ketua tim menjelaskan, memang kulit jeruk selama ini kerap diabaikan dan dianggap menjadi limbah. Padahal, limbah kulit jeruk yang tak termanfaatkan dan terkelola justru dapat menjadi problem baru bagi lingkungan
Dari latar tersebut, Berlinda bersama tim kemudian melakukan riset dan berinovasi untuk mendayagunakan limbah kulit jeruk menjadi produk berdaya guna dan bernilai jual.
Riset ini dilakukan di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kawasan tersebut menjadi sentra produksi buah jeruk. "Dalam pengumpulan limbah jeruk, kami bekerja sama dengan karang taruna setempat dan beberapa petani jeruk," katanya.
Pembuatan briket diawali dengan mengumpulkan limbah jeruk yang dimasukkan ke dalam sebuah tong untuk pembakaran limbah. Proses ini tak memakan waktu lama. Ketika wana kulit jeruk telah berubah menjadi cokelat tua, pembakaran dihentikan.
Setelah itu, berlanjut pada penghalusan. Limbah kulit jeruk yang telah melalui pembakaran kemudian dihaluskan menggunakan chopper atau mesin penggiling.
Dilanjutkan dengan penyaringan linbah kulit jeruk yang sudah dihaluskan untuk memudahkan ketika nantinya masuk pada pencampuran dengan bahan perekat. Setelah itu, adonan limbah kulit jeruk yang sudah halus dan dicampur dengan bahan perekat dicetak pada cetakan dan dilakukan penjemuran.
Baca Juga : Soekarno Coffee Fest 2024: Omzet Tembus Rp 67,5 Juta, Ekonomi Kota Blitar Menggeliat
"Penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari dalam waktu kurang lebih selama 6 hingga 7 hari. Setelah mengeras dengan sempurna, maka briket siap digunakan," terang Berlinda.
Lebih lanjut dijelaskan, selain dapat digunakan oleh masyarakat untuk bahan bakar memasak, tentu briket ini juga dapat memberikan kebermanfaatan ekonomi bagi masyarakat setempat.
"Dengan bahan baku yang melimpah di desa tersebut, tentunya ini menjadi potensi dalam pengembangan usaha pembuatan briket dalam kapasitas besar, sehingga mendukung perekonomian masyarakat," pungkasnya.