JATIMTIMES - Sebanyak sembilan desa dan kelurahan di Kota Batu menjalani Lomba Kampanye Intervensi Sensitif Tim Pendamping Keluarga (TPK) babak tinjau lapang, Senin (15/7/2024). Melalui lomba ini, TPK dipacu untuk meningkatkan kualitas pendampingan. Baik secara administratif hingga pemantauan langsung.
Lomba yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu ini dilangsungkan sejak 30 Mei 2024 lalu. Diikuti oleh ratusan TPK di seluruh desa dan kelurahan, kini sampai pada tahap tinjau lapang dan wawancara untuk menentukan juara.
Baca Juga : Info Cegatan Malang, Polres Libatkan 120 Personel di Operasi Patuh Semeru untuk Tindak Pelanggar Lalu Lintas
"Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas), lomba ini digelar agar TPK semakin semangat dalam pendampingan. Karena mereka menjalani tugas berat di lapangan bersentuhan dengan keluarga berisiko stunting yang beragam," ujar Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2KB Muhammad Hartoto, Senin (15/7/2024).
Ia merincikan, para peserta antara lain Tim 6 TPK Desa Sumberejo, Tim 6 TPK Desa Temas, Tim 5 TPK Desa Pesanggrahan, Tim 1 TPK Desa Punten, Tim 2 TPK Desa Bulukerto, Tim 4 TPK Desa Tulungrejo, Tim 2 TPK Desa Tlekung, Tim 2 TPK Desa Beji, dan Tim 5 TPK Desa Torongrejo. Sedangkan jumlah TPK di Kota Batu berjumlah 164 tim dengan anggota 492 kader TPK.
"Yang dilakukan TPK adalah intervensi sensitif di dalamnya pendampingan keluarga, dari calon pengantin, ibu hamil sampai Baduta," jelasnya.
Proses tersebut merupakan hal yang dievaluasi optimalisasinya di Kota Batu pada masing-masing desa terkait. Sebagai kampanye intervensi sensitif, pendamping juga diharapkan melek teknologi khususnya media sosial untuk turut melakukan berbagai sosialisasi.
"Metode terus beradaptasi, seperti penyampaian edukasi dan kondisi stunting tidak selalu menyatakan keluarga berisiko. Namun disampaikan tentang berat badan dan tinggi badan anak yang kurang," tambah Hartoto.
Baca Juga : Jangan Salah! Ini Jam Makan yang Tepat untuk Turunkan Berat Badan
Dengan memacu kualitas pendampingan melalui lomba, lanjut Hartoto, diharapkan pendampingan bisa terus ditingkatkan demi menekan angka penurunan stunting lebih cepat. Tak lupa, pihak DP3AP2KB bekerja sama dengan Dinas Kesehatan pada intervensi spesifik.
"Harapannya dalam memberi pendampingan keluarga berisiko stunting, ada semangat lebih lagi. Sebab intervensi berpengaruh pada penurunan stunting di Kota Batu," imbuhnya.