JATIMTIMES- Untuk mengantisipasi terulangnya bencana longsor seperti yang terjadi di Bumirejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Pemerintah Kabupaten Blitar akan mendatangkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Langkah ini bertujuan untuk melakukan kajian menyeluruh terhadap daerah-daerah rawan yang tidak layak dijadikan pemukiman atau lokasi usaha.
Bupati Blitar Rini Syarifah menginstruksikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar untuk segera berkoordinasi dengan PVMBG.
Baca Juga : Realisasi Tahap Dua Mall Pelayanan Publik, Pemkot Blitar Alokasikan Rp 2 Miliar
"Kami ingin memastikan area mana saja yang berisiko tinggi dan harus dihindari untuk pemukiman atau kegiatan usaha. Ini adalah langkah mitigasi penting untuk mencegah korban jiwa akibat bencana alam di masa depan," kata Rini, Rabu (3/7/2024).
Longsor yang terjadi pada Minggu, 30 Juni 2024, sore hari, mengakibatkan kerusakan parah dan korban jiwa di sebuah kandang ayam broiler di Desa Bumirejo. Lokasi tersebut berada di area tebing yang diketahui rawan bencana tanah longsor.
"Kajian ini akan membantu kita mengidentifikasi dan menetapkan zona aman, sehingga masyarakat dapat merasa lebih tenang dan terlindungi," tambah Rini.
Rini juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya ini.
"Kami berharap, setelah kajian ini selesai, masyarakat akan mematuhi rekomendasi yang diberikan demi keselamatan bersama," ujarnya.
Dia mencontohkan langkah serupa yang telah diambil di Dusun Ilik-ilik, Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan, di mana beberapa rumah direlokasi karena daerah tersebut dinyatakan rawan bencana tanah gerak.
"Kami sudah melihat hasil positif dari relokasi di Kademangan, di mana beberapa rumah dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Kami ingin menerapkan pendekatan yang sama di wilayah lain yang juga berisiko," ungkap Rini. Menurutnya, keberhasilan upaya mitigasi ini bergantung pada kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap rekomendasi yang diberikan.
Upaya ini diharapkan bisa mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang. Bencana longsor di Bumirejo menjadi pengingat betapa pentingnya persiapan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam di wilayah Kabupaten Blitar.
Baca Juga : Unisba Blitar Siap Semarakkan BEN Carnival 3rd dengan Tari Pattu’du
Selain itu, Rini juga menekankan pentingnya peningkatan kesiapsiagaan dan edukasi masyarakat dalam menghadapi bencana alam. "Edukasi dan sosialisasi tentang risiko bencana harus terus ditingkatkan. Masyarakat harus memahami dan siap menghadapi potensi bencana di wilayah mereka," jelasnya.
Dalam beberapa hari ke depan, BPBD Kabupaten Blitar bersama PVMBG akan mulai melakukan kajian lapangan di beberapa lokasi yang diduga rawan bencana. Kajian ini meliputi analisis geologi dan pengukuran stabilitas tanah di berbagai daerah yang rentan.
"Kami akan melakukan kajian menyeluruh untuk memastikan semua area berisiko tinggi teridentifikasi dengan baik," ujar Ivong Berttyanto, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar.
Hasil dari kajian ini akan menjadi dasar bagi Pemkab Blitar dalam menentukan langkah-langkah mitigasi yang lebih tepat sasaran. "Kami berkomitmen untuk melindungi warga dan mencegah terulangnya bencana seperti yang terjadi di Bumirejo," tegas Ivong.
Bencana longsor di Bumirejo telah membuka mata banyak pihak tentang pentingnya perencanaan dan tindakan pencegahan bencana. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang dan masyarakat Blitar dapat hidup dengan lebih aman dan tenang.