JATIMTIMES - Suhu dingin yang menusuk patut diwaspadai dalam beberapa pekan ini. Masyarakat Kota Batu diimbau mengantisipasi adanya fenomena tersebut yang sering dikenal dengan nama Bediding. Imbauan tersebut disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu Agung Sedayu membenarkan hal tersebut. Dimana udara malam menuju pagi hari terasa lebih dingin, padahal saat ini musim kemarau. Menurut penjelasan Agung, fenomena Bediding ini musiman, terjadi pada bulan-bulan tertentu.
Baca Juga : Fatimah Binti Maimun: Bukti Awal Kehadiran Islam di Jawa dan Nusantara Abad ke-11
"Fenomena ini terjadi ditandai suhu dingin pada malam hingga pagi hari apabila musim beralih dari penghujan ke kemarau," jelas Agung dalam keterangannya, belum lama ini.
Untuk diketahui, Bediding biasanya terjadi di daerah pegunungan. Namun, tidak menutup kemungkinan fenomena ini juga dirasakan masyarakat di dataran rendah.
Istilah Bediding diambil dari bahasa Jawa. Kata itu digunakan untuk mendefinisikan perbedaan suhu mencolok yang umum terjadi di awal hingga puncak musim kemarau.
Agung menerangkan, bahwa yang terjadi adalah posisi matahari berada pada posisi terjauh di sebelah utara garis khatulistiwa sehingga menyebabkan belahan bumi sebelah utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin.
"Minimnya tutupan awan. sehingga pantulan radiasi matahari oleh permukaan bumi lepas ke angkasa," sebutnya.
Baca Juga : Marak Makam Habib Palsu, Budayawan dan Dosen UNU Blitar Serukan Pelestarian Makam Leluhur
BPBD mengimbau warga Kota Batu khususnya untuk mengantisipasi dan menjaga kondisi kesehatan. Beberapa tips disampaikan sebagai imbauan, di antaranya memakai pakaian hangat yang sesuai untuk menjaga tubuh tetap hangat.
Selain itu, minum air putih yang cukup tetap terhidrasi untuk menjaga kesehatan tubuh. mengonsumsi makanan bergizi yang seimbang untuk menjaga energi. Serta diimbau memastikan istirahat tidur yang cukup untuk menjaga kekuatan tubuh.
"Dalam peralihan musim juga diimbau waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti angin kencang dan cuaca ekstrem," imbuh Agung.
