JATIMTIMES - Kabar duka datang dari Tanah Suci. Seorang jemaah haji asal Kabupaten Blitar, Umi Cholifah (51) meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit di Arab Saudi.
Kabar ini dikonfirmasi oleh Khayatul Mahki, Jabatan Fungsional Umum (JFU) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, pada Sabtu malam, 22 Juni 2024 waktu Indonesia.
Baca Juga : Muka Bopeng Pakai Skincare Gak Ngaruh? Coba Deh Cara Ini
Menurut Mahki, Umi Cholifah, yang berasal dari Dermojayan, Srengat, adalah bagian dari kloter 70. Ia diketahui memiliki riwayat sakit sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Meskipun telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit setempat, jemaah haji tersebut tidak dapat bertahan.
"Umi Cholifah meninggal dunia karena sakit yang sudah dideritanya. Kami berdoa agar almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," ungkap Mahki.
Proses pemakaman Umi Cholifah akan dilakukan sesuai dengan prosedur pemakaman jemaah haji di Tanah Suci. Mahki menjelaskan, seluruh rangkaian prosesi pemakaman akan mengikuti aturan yang berlaku di Arab Saudi untuk memastikan penghormatan terbaik bagi almarhumah.
“Pemakaman akan dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh otoritas setempat, agar jenazah almarhumah dapat dimakamkan dengan baik,” tambahnya.
Di sisi lain, Mahki juga memberikan informasi mengenai kondisi jemaah haji lainnya dari Kabupaten Blitar. Hingga saat ini, mayoritas jemaah dilaporkan dalam kondisi sehat. Namun, beberapa di antara mereka mulai mengeluhkan batuk-batuk setelah menyelesaikan serangkaian ibadah puncak haji.
“Sejauh ini, kondisi kesehatan jemaah kita baik, meski ada beberapa yang mulai batuk-batuk. Tim medis terus memantau dan memberikan penanganan yang diperlukan,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Mahki juga menginformasikan tentang satu jemaah lansia dari kloter 68 yang harus dipulangkan lebih awal karena kondisi kesehatannya. Jemaah tersebut, yang mengidap demensia atau kepikunan akut dipulangkan pada Sabtu, 22 Juni 2024.
Baca Juga : Forkam Berikan Dukungan Untuk Faida Sebagai Bupati Jember, Ini Alasannya
Langkah ini diambil atas usulan dari Ketua Kloter melalui Daker (Daerah Kerja) dan KKHI (Kantor Kesehatan Haji Indonesia) setelah menilai bahwa kondisinya memerlukan perawatan lebih lanjut di Tanah Air.
Jemaah lansia tersebut seharusnya kembali ke Indonesia pada 10 Juli 2024, bersama kloter 68. Namun, mengingat kondisi kesehatannya yang memprihatinkan, diputuskan untuk memulangkannya lebih awal bersama kloter 1.
Mahki menjelaskan, keputusan ini diambil untuk memastikan jemaah tersebut mendapatkan perawatan yang lebih baik di rumah. "Kloter 1 yang pulang lebih awal akan mendampingi dan mengurusi jemaah lansia ini selama perjalanan pulang,” ucapnya.
Berita ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kesiapan fisik bagi para calon jemaah haji. Pelayanan kesehatan yang optimal dan pengawasan ketat dari petugas menjadi kunci agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan baik dan aman.
Di tengah kesedihan atas kehilangan Umi Cholifah, masyarakat Blitar tetap berharap agar para jemaah haji lainnya dapat menyelesaikan ibadah dengan lancar dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat.