JATIMTIMES - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Malang menargetkan bahwa pada awal Agustus 2024 nanti, nama tokoh yang akan direkom untuk maju dalam Pilkada Kota Malang telah turun dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Untuk itu, saat ini DPC PDI Perjuangan Kota Malang terus melakukan persiapan. Salah satunya, dalam waktu dekat akan melakukan survey terhadap 25 nama tokoh yang namanya telah banyak muncul dalam bursa Pilkada Kota Malang.
Baca Juga : Besok Ditutup, Segini Honor untuk 7.602 Pantarlih di Pilkada Kabupaten Malang 2024
"Kita kan menjelang nanti pendaftaran di 27-29 Agustus sudah mengantongi rekomendasi. Tapi maksimal di awal Agustus, rekomendasi dari DPP kami harapkan sudah bisa turun," ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang, I Made Riandiana Kartika.
Rencananya, survei akan dilakukan pada awal Juli 2024 mendatang. Dan Made memperkirakan bahwa hasil survei akan keluar pada pertengahan Juli 2024. Hasil survei tersebut nantinya juga akan menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk menentukan rekom.
"Kalau hasil analisa surveinya bagus, maka akan kami datangi dan kami tawarkan untuk diajak koalisi, kalau itu dari eksternal partai," imbuh Made.
Made mengatakan bahwa dalam Pilkada Kota Malang 2024 ini, pihaknya tak berambisi untuk mengusung satu paket calon wali kota dan wakil wali kota. Meskipun di atas kertas, perolehan kursi PDI Perjuangan Kota Malang telah cukup untuk mengusung paslon sendiri.
"Untuk N1 dan N2 kami harapkan salah satunya dari internal. Jadi kami tetap terbuka untuk berkoalisi. Survei ini bagian dari keterbukaan PDI Perjuangan terkait calon," kata Made.
Bahkan dalam hal ini, kendati menjadi partai di Kota Malang dengan perolehan kursi terbanyak, Made menyebut bahwa PDI Perjuangan Kota Malang juga membuka diri jika kadernya hanya maju sebagai calon N2.
Baca Juga : Strategi Politik, PDI Perjuangan Bakal Survei 25 Nama Tokoh untuk Pilkada Kota Malang
"Meskipun bisa mengusung satu paket, tapi kita tidak menutup diri. Kami ingin menampilkan warga terbaik yang mampu memimpin Kota Malang," tutur Made.
Dari survei tersebut, dirinya berharap muncul tingkat popularitas seorang tokoh. Namun sebelum ke arah tersebut, pihaknya juga ingin mengetahui tren perilaku pemilih saat ini. Mulai dari komposisi pemilih, jumlah pemilih milenial, pemilih Gen Z, pekerjaan hingga pendidikan.
"Setelah itu baru kita melihat popularitas seseorang dan setelah itu elektabilitasnya. Disurvei kan nanti kelihatan elektabilitas dan kepopulerannya itu. Saya yakin kalau semua parpol melakukan survei itu," pungkasnya.