JATIMTIMES - Peristiwa memilukan hilangnya nyawa seorang siswa SMP di Kota Batu karena dikeroyok teman sekolahnya menjadi perhatian serius semua pihak. Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menyampaikan bahwa kasus ini harus menjadi evaluasi baik Pemkot Batu dan forkopimda maupun masyarakat, utamanya orang tua pelajar.
Aries menyebut, perlu langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa terjadi. Namun, ia menegaskan ajakan kepada seluruh pihak untuk berkontribusi demi lingkungan yang layak anak. Apalagi perlu perhatian lebih dari orang tua untuk mengawasi anak-anak.
Baca Juga : Kecam Pengeroyokan Siswa SMP Hingga Tewas, Organisasi Pelajar NU Desak Penanganan Serius
"Apa yang terjadi terhadap anak kita ini menjadi pukulan yang sangat berat buat kami. Forkopimda terus melakukan evaluasi baik lingkungan sekolah dan yang lain. Namun beban ini ini bukan hanya beban pemerintah karena pagi sampai sore mereka memang menjalani pendidikan di sekolah. Setelah itu keluar, ada peran lingkungan dan keluarga," katanya, belum lama ini.
Bagi Aries, proses pendidikan dan bukan hanya dari guru dan pemerintah. Ia berharap lebih pada pengawasan yang dilakukan orang tua lebih baik. "Kami juga sebagai pemerintah tidak bosan menekankan pendidikan karakter agar anak kita pada pergaulannya bisa sesuai dengan bangsa kita yang santun. Ini terjadi tidak lepas dari pengaruh teknologi, peran orang tua mengawasi dan mendampingi anaknya," jelasnya.
Dikatakan, Pemkot Batu dalam penanganan kasus ini melalui Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan DP3A melakukan pendampingan. Utamanya mengawal proses sesuai prosedur dan berlaku adil serta tetap memberikan hak anak berpendidikan.
"Respons masyarakat baik kritik dan evaluasi kami terima, tapi dalam hal ini ada proses hukum. Dengan begitu diupayakan mendampingi keluarga sampai prosesnya betul berjalan tuntas sampai ke ranah pengadilan," tambah Aries.
Pj Aries juga telah memerintahkan kepala dinas terkait untuk mengumpulkan komite sekolah untuk memberikan arahan dan evaluasi. Didalamnya termasuk melibatkan orang tua atau wali siswa yang diharapkan dapat berperan aktif dalam pengawasan anak dan tidak memberikan pengaruh buruk.
Baca Juga : ASN di Sleman Suntik Filler Payudara hingga Meninggal, Berikut Ini Bahaya Efek Filler
Untuk diketahui, sebelumnya RK (13) asal Kecamatan Batu, Kota Batu,harus meregang nyawa diduga karena dikeroyok temannya. Menurut keterangan keluarga, korban sempat mengeluh pusing. RK meninggal dunia saat dirawat di RS Hasta Brata Kota Batu, Jumat (31/5/2024).
Mereka yang terlibat di antaranya AS (13) asal Kecamatan Batu, MI (15) asal Pujon Kabupaten Malang, KA (13) asal Bumiaji, MA (13) dan KB (13) asal Kecamatan Batu. Lima anak berhadapan dengan hukum (ABH) terduga pelaku tersebut telah dimintai keterangan dan kasusnya diproses Polres Batu.