JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang secara konsisten melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ekonomi mikro. Berbagai upaya pun terus dilakukan untuk menggairahkan ekonomi bagi masyarakat di tingkat bawah atau di lingkungan rukun tetangga (RT) hingga kelurahan.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan, upaya yang dilakukan yakni mulai pelatihan, pembinaan, dukungan akses permodalan hingga pemasaran.
Baca Juga : Dana Pembatalan Tiket Kereta Dipercepat Jadi 7 Hari, Berlaku 1 Juni 2024
“Contohnya bisa seperti membuka usaha kue atau keripik yang sesuai dengan keahliannya. Sehingga mereka menemukan produk unggulan yang bisa meningkatkan pendapatan dan menambah sumber penghasilan,” ujar Eko.
Eko mengatakan, tak dipungkiri untuk memulai usaha modal kerap ditemui menjadi salah satu kendala. Hanya saja dirinya meyakini bahwa untuk memulai sebuah usaha, tidak selalu harus diawali dengan modal yang besar.
Namun demikian, Pemkot Malang juga menyediakan bantuan berupa akses permodalan. Dalam hal ini, Pemkot Malang juga telah berkerja sama dengan pihak perbankan. Dengan plafon yang disediakan mencapai Rp 50 juta setiap orang.
“Untuk saat ini, baru 25 persen dari total 21 ribu UMKM yang telah terbantu melalui perbankan. Kemudian juga dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bunga paling rendah antara 4-6 persen per tahun,” ujarnya.
Selain itu, Eko juga menyampaikan bahwa program-progam untuk mendukung UMKM dari Pemkot Malang akan terus berkembang dan dinamis. Apalagi juga untuk mendukung UMKM yang ingin naik kelas.
Baca Juga : Begini Ternyata Cara Bikin Paspor Sehari Jadi di Bandara Soetta yang Viral di X
“Untuk menggerakkan UMKM ini kami sering mengadakan pameran di luar kota dengan membawa produk mereka dan juga program Kemis Mbois yang digalakkan oleh Pj Wali Kota Malang. Kami berharap dengan dukungan yang kami berikan ini UMKM bisa terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat,” imbuh Eko.
Dirinya menyampaikan bahwa hal itu dilakukan agar perputaran ekonomi mikro dapat berdampak positif pada peningkatan daya beli masyarakat. Termasuk juga mengurangi angka kemiskinan dan penurunan angka stunting.
“Kalau ekonomi di tingkat bawah ini terus tumbuh, maka ini menandakan ekonomi hidup, mengurangi angka stunting dan mengurangi angka kemiskinan. Seperti dari yang biasa belanja Rp 35 ribu itu sekarang bisa meningkat menjadi Rp 50 ribu,” pungkas Eko.