JATIMTIMES - Tanah gerak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dinilai memiliki kerawanan tinggi dan mengancam masyarakat setempat. Salah satunya sekolah yang terdampak hingga mengalami keretakan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batu mendesak agar upaya relokasi segera dilakukan, setidaknya sebelum memasuki tahun ajaran baru.
Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Thohari. Ia mendesak, Pemkot Batu dan Pemdes Gunungsari untuk segera mencari jalan terbaik. Salah satunya relokasi sesegera mungkin baik pada sekolah maupun rumah warga yang terdampak.
Baca Juga : Pemkab Malang Boyong Tiga Trofi dalam Ajang Top BUMD Awards 2024
"Kita mendesak secepatnya (relokasi) kepada pemerintah kota dan desa sesegera mungkin. Karena sangat menghawatirkan keselamatan anak anak sekolah. Keselamatan warga tetap yang utama," ujar Khamim saat ditemui, Rabu (20/3/2024).
Menurut dia, kegiatan sekolah dikhawatirkan juga terganggu dengan masih digunakannya ruang kelas yang mengalami retakan. Terlebih, sekolah yang terdampak merupakan gedung SD dan SMP satu atap. Khamim menyebut, setidaknya bisa dilakukan sebelum tahun ajaran baru.
"Kami rekomendasikan tahun ajaran baru sudah pindah, dan sudah ada kepastian. Karena sampai sekarang informasinya masih ada aktivitas belajar mengajar siswa," jelasnya.
Pemindahan, kata Khamim, bisa dilakukan tahap demi tahap. Mulai dari mencari lahan, penghitungan kebutuhan bangunan, hingga proses tukar guling. Proses tukar guling disebut sebagai skema yang cukup memungkinkan untuk dilakukan segera oleh Pemkot terhadap pemerintah desa.
"Step by step bisa cari lahan. Karena Pemkot punya banyak lahan kalau bisa tukar guling dengan pemerintah desa, lebih baik begitu. Kebutuhannya termasuk warga harus dihitung dulu berapa KK dan kebutuhan sekolah," ujar anggota dewan yang juga pengusaha keripik buah itu.
Baca Juga : Daftar 6 Desa Nominator Juara Lomba Desa/Kelurahan 2024, Bakal Berebut Total Hadiah Rp 500 Juta
Dia berharap setiap warga terdampak mendapatkan hak yang sama. Namun, ia tak menutup kemungkinan lahan yang ditinggalkan tidak sepenuhnya dilepas warga karena menyangkut kelangsungan hidup. Seperti di antaranya ternak sapi dan yang lain.
Meski tak ada informasi pergerakan tanah semakin parah, kerawanan bencana tetap menjadi perhatian. Sebab hal tersebut menyangkut kepentingan ruang hidup masyarakat. Termasuk di antaranya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Ditanya apakah memungkinkan skema tukar guling tanah dilakukan segera, Khamim menyebut masih bisa dilakukan. "Dengan tukar guling mungkin itu yang lebih efisien lebih memungkinkan untuk pemerintah kota bisa lakukan segera," imbuhnya.