JATIMTIMES - Momentum bulan suci Ramadan 1445 Hijriah tahun 2024, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menyerahkan bantuan sosial berupa uang tunai sebesar Rp 1 juta kepada masing-masing anak yatim piatu yang berjumlah 4.400 anak.
Bupati Malang HM. Sanusi menyampaikan, pada momentum Ramadan ini, Pemkab Malang telah mengalokasikan anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2024 sebesar Rp 4,4 miliar untuk diberikan kepada 4.400 anak yatim piatu di Kabupaten Malang.
"Ini kan anggarannya masing-masing anak Rp 1 juta dengan total 4.400 anak yatim piatu," ujar Sanusi, Senin (18/3/2024).
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Malang itu mengatakan, dalam perencanaan awal, Pemkab Malang berencana mengalokasikan APBD 2024 sebesar Rp 6 miliar untuk diberikankepada 6.000 anak yatim piatu.
Tetapi setelah Pemkab Malang melalui Dinas Sosial melakukan verifikasi ulang terhadap data anak yatim piatu, maka ditetapkan sebanyak 4.400 anak yatim piatu mendapatkan bantuan sosial masing-masing Rp 1 juta.
"Sebenarnya di awal dianggarkan Rp 6 miliar karena diperkirakan jumlah anak yatim piatu sebanyak 6.000. Ternyata setelah dilakukan verifikasi, yang memenuhi syarat 4.400 anak. Masing-masing dapat Rp 1 juta," jelas Sanusi.
Pria asli Gondanglegi, Kabupaten Malang, ini menuturkan, salah satu syarat utama yang digunakan oleh Dinas Sosial untuk melakukan verifikasi yakni anak tersebut berstatus yatim piatu dan berusia di bawah 16 tahun.
"Untuk kriteria penerima bantuan ini anak yatim di bawah usia 16 tahun. Kalau 17 tahun kan sudah dewasa," kata Sanusi.
Pejabat publik yang memiliki latar belakang sebagai seorang guru ini menyampaikan, tujuan utama penyerahan bantuan sosial ini untuk membantu anak yatim piatu yang sedang membutuhkan. "Ya tujuannya memang untuk membantu kebutuhan anak yatim piatu," ujar Sanusi.
Tahun-tahun sebelumnya penyerahan bantuan sosial kepada anak yatim piatu dilakukan di Pendapa Kabupaten Malang. Tetapi dalam prosesnya, Sanusi mengaku mendapatkan banyak keluhan dari camat hingga kepala desa dan lurah terkait penyerahan bantuan sosial kepada anak yatim piatu. Banyak anak yatim piatu yang mengeluh pusing setelah perjalanan dari daerah asal menuju Pendapa Kabupaten Malang.
"Karena banyak keluhan dari para camat dan kepala desa, anaknya kalau dibawa ke pendopo itu pusing. Apalagi yang dari Ampelgading, pulangnya capek. Makanya kasihan. Saya ngalah, saya saja yang datang," ujar Sanusi.
Mulai tahun 2024 ini, penyerahan bantuan sosial kepada anak yatim piatu akan dilakukan secara rutin di masing-masing wilayah kecamatan. "Ya mulai tahun ini kita rutinkan penyaluran di masing-masing kecamatan dan penyalurannya melalui kantor pos. Uangnya dijamin utuh tidak ada potongan apa pun," pungkas Sanusi.