JATIMTIMES - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengusulkan agar sidang isbat penetapan Idul Fitri pemerintah ditiadakan. Hal ini dilakukan lantaran Abdul Mu’ti meyakini penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1445 H antara pemerintah dan Muhammadiyah akan sama.
“Insya Allah Idul Fitri akan bareng. Posisi hilal saat akhir Ramadan sudah di atas 8 derajat. Dengan posisi seperti itu, hilal sudah bisa dilihat jelas,” kata Abdul Mu’ti.
Baca Juga : 5 Tips Tingkatkan Omzet Bisnis di Bulan Ramadan
“Jadi tidak perlu sidang isbat, sehingga bisa hemat anggaran,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, penetapan Idul Fitri antara pemerintah dengan Muhammadiyah sering mengalami perbedaan. Hal ini karena perbedaan metode yang digunakan, dimana Muhammadiyah lebih cenderung melakukan hisab haqiqi.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menggunakan metode ru’yatul hilal, atau melihat hilal dengan mata telanjang.
“Kalau posisi hilal di atas 8 derajat, pasti semua ormas Islam akan sama dalam menentukan Idul Fitri,” kata Abdul Mu'ti.
Penetapan Idul Fitri antara pemerintah dengan Muhammadiyah sering mengalami perbedaan. Hal ini karena perbedaan metode yang digunakan, dimana Muhammadiyah lebih cenderung melakukan hisab haqiqi.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menggunakan metode ru’yatul hilal, atau melihat hilal dengan mata telanjang.
“Kalau posisi hilal di atas 8 derajat, pasti semua ormas Islam akan sama dalam menentukan Idul Fitri,” kata Abdul Mu'ti.
Baca Juga : Jelang Nyepi, Ribuan Umat Hindu Gelar Jalanidhipuja di Balekambang
Diketahui, penetapan Idul Fitri di Indonesia dinamis, dimana sebelumnya pernah dinyatakan bahwa posisi hilal akan bisa dilihat dengan mata telanjang kalau di atas 2 derajat. Kemudian ketentuan itu diubah menjadi di atas 4 derajat, dan yang terbaru di atas 6 derajat.
“Kalau ditetapkan hilal bisa dilihat di atas 4 derajat atau 6 derajat, maka akan lebih banyak perbedaannya. Nah tahun ini, di akhir Ramadan, posisi hilal sudah di atas 8 derajat, jadi harusnya hilal sudah bisa dilihat, tidak perlu sidang isbat,” pungkas Abdul Mu'ti.
Untuk diketahui, Pungurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa 1 Ramadan 1445 Hijriah (H) jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024. Oleh karenanya, warga Muhammadiyah akan mulai melaksanakan salat tarawih mulai Minggu malam, 10 Maret 2024. Sedangkan Idul Fitri Muhammdiyah telah ditetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Meskipun pemerintah baru akan mengadakan sidang isbat menentukan awal Ramadan pada 10 Maret, namun dimungkinkan awal puasa tahun ini antara Muhammadiyah dengan pemerintah akan berbeda.