JATIMTIMES - Self harm yang berujung pada keputusan bunuh diri banyak terjadi di berbagai tempat, termasuk juga di Malang. Self harm sendiri merupakan ekspresi yang diutarakan agar rasa sakit yang ada dalam diri seseorang bisa meluap dengan menyakiti fisiknya sendiri.
Tentu, perbuatan ini menjadi salah satu bentuk atau cara mengatasi stres yang keliru. Penyebabnya self harm yang berujung bunuh diri sendiri ada banyak faktor yang menjadi pemicu.
Baca Juga : Tuntaskan Sub PIN Polio, Dinkes Kota Kediri Gelar Imunisasi Putaran Kedua
"Kita tidak bisa langsung memberikan pernyataan bahwasanya pelaku mengalami stres atau depresi berat titik balik ini karena ada banyak hal yang berpotensi menjadi faktor untuk menjadi lebih dalam," jelas dosen psikologi Universitas Negeri Malang (UM) Dewi Fatmasari Edy SPsi MA (20/2/2024).
Lebih lanjut ia menjelaskan, kebenaran faktor penyebabnya tentu saja pelaku wajib itu sendiri yang mengetahui. Tetapi situasi yang tak memungkinkan untuk informasi atau data dapat digali dari pihak keluarga, kerabat, ataupun orang terdekat dari pelaku.
Namun, Dewi menjelaskan, beberapa faktor jadi pemicu self harm. Faktor pertama adalah faktor kerentanan. Artinya perlu dilakukan penelusuran apakah seseorang itu sebelumnya memiliki riwayat yang serupa.
Faktor kedua adalah faktor kesehatan. Tentu, dalam hal ini tidak hanya kesehatan secara fisik, namun juga kesehatan mental seseorang. Karena itu, perlu digali hal apa saja yang jadi pemicu dalam pengambilan keputusan pelaku tersebut.
Dan yang ketiga adalah faktor hubungan sosial pelaku dengan lingkungan di sekitarnya, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Meski begitu, terdapat beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menangani seseorang yang dengan kondisi self harm. Menurur Dewi, support system bagi mereka pelaku self harm sangatlah penting ketika self respect-nya sedang menurun. Artinya, kehadiran orang di sekitarnya dapat berdampak signifikan pada pencegahan self harm.
Langkah ini dengan memberikan pengertian bahwa masih ada orang-orang di sekitarnya yang tetap peduli dan mau mendengarkan keluh kesah dari pelaku self harm. Kemudian, pelaku self harm juga harus dijauhkan dengan benda-benda yang berbahaya atau yang berpotensi untuk melakukan tindakan yang yak diinginkan.
"Ini cukup penting. Hindarkan pelaku dari benda-benda tajam yang berpotensi besar digunakan untuk menyakiti dirinya," katanya.
Maka, membangun self awareness menjadi sebuah hal yang penting bagi manusia. Mengetahui kelebihan atau kelemahan diri sendiri perlu dilakukan agar perilaku membandingkan diri dengan orang lain dapat ditekan seminimal mungkin.
Baca Juga : Heboh, Nama Anak Vincent Rompies Disebut Terlibat dalam Dugaan Bullying SMA Binus Serpong
Setelah mengetahui self awareness dengan refleksi, perlu dilakukan penguatan diri dengan meningkatkan literasi bersumber rujukan yang benar. Berikutnya, melakukan pengembangan diri lewat self development.
Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan diri, tentu dalam pengembangan arah ke depam akan jauh lebih mudah. Sebab, seseorang telah menyadari kekuatan yang dimiliki.
Ia juga berpesan agar seseorang membiasakan diri untuk melakukan refleksi. Dari banyaknya kasus bunuh diri, seseorang harus semakin aware untuk melakukan penguatan diri.
Seseorang juga harus mampu mengambil hikmah atau pelajaran dari berbagai kejadian yang dialami dan kejadian yang terjadi sebelumnya.
"Meningkatkan daya survive, adversity, maupun resilience diri ketika sedang menghadapi masalah lalu bangkit kembali. Bagi yang sedang mengalami kesulitan menghadapi masalah, jangan ragu untuk meminta bantuan jika memang diperlukan," pungkasnya.