JATIMTIMES - Abu Dujanah, merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW. Sosoknya juga merupakan sahabat yang pemberani di dalam medan pertempuran. Dengan keberaniannya, Abu Dujanah merupakan sahabat yang mengambil pedang Rasulullah SAW.
Dari sebuah buku berjudul Sahabat-sahabat Rasulullah oleh Syaikh Mahmud Al Mishri. Sosok Abu Dujanah juga sangatlah mahir dalam menunggang kuda saat berperang. Abu Dujanah ikut dalam berbagai peperangan bersama Rasulullah SAW, seperti perang Badar, Uhud dan lainnya.
Baca Juga : Unik! Lahir Saat Pemilu 2024, Bayi Ini Diberi Nama M Prabowo Gibran
Diriwayatkan dari Anas, ketika Rasulullah SAW mengambil pedang saat perang Uhud, beliau berkata, "Siapa yang mau mengambil ini dariku?" Para sahabat pun membentangkan tangan dan berkata, "Aku, aku." Rasulullah SAW kembali berkata, "Siapa yang mau mengambilnya dengan haknya (segala konsekuensinya)?" Semua orang terdiam, lalu Abu Dujanah berkata, "Aku yang akan mengambilnya dengan haknya." Setelah itu, ia memporak-porandakan barisan kaum musyrikin dengan pedang yang diambilnya.
Keberanian Abu Dujanah dalam berperang tak diragukan lagi. Terlebih ketika ia telah masuk Islam. Keberaniannya semakin membara ketika ia telah meletakkan tanda pengenal perang di atas kepalanya.
Ikat kepala berwarna merah menjadi ciri khasnya ketika kemudian meraih pedang Rasulullah SAW. Kemahirannya dalam menggunakan pedang juga membuat tak ada seorang musuh pun yang lolos darinya.
Bahkan ketika banyak anak panah yang melesat ke arahnya dan melukainya, Abu Dujanah tak sedikitpun gentar. Luka-luka yang dialami juga tak menghentikannya untuk menyabetkan pedangnya pada punggawa Quraisy.
Ia begitu tegas membasmi kaum musyrikin. Namun, ketika Abu Dujanah berhadapan dengan seorang musyrikin wanita dan akan menebas kepalanya, ia lantas menarik lagi pedangnya.
Satu ketika, Abu Dujanah ikut berperang melawan kaum Yahudi Bani an-Nadhir. Saat itu, kaum muslim mengepung benteng kaum Yahudi itu. Saat itu, Rasulullah SAW menawarkan kompromi, sehingga perang berakhir secara damai dengan ditinggalkannya harta rampasan.
Harta tersebut kemudian dibagikan kepada kaum miskin dan fakir. Sedangkan kaum Anshar tidak mendapatkannya, hanya Abu Dujanah dan dua sahabat lain dari kalangan Anshar yang mendapatkan harta tersebut.
Dalam perang Khaibar, Abu Dujanah juga turut serta. Saat itu ia berhasil membunuh ksatria Yahui yang menantangnya berduel. Dari situ, ia mendapatkan rampasan berupa tameng dan pedang. Barang tersebut kemudian diserahkan kepada Rasulullah SAW sebagai bentuk sedekah. Dan sejak saat itulah, nyali kaum Yahudi ciut dan tak berani menantang berduel kaum muslimin.
Kemudian dalam perang Hunain, Abu Dujanah berhasil membunuh laki-laki dari Bani Hawazin bersama Ali bin Abi Thalib. Sosoknya merupakan laki-laki yang banyak membunuh kaum muslimin dengan tombaknya.
Pada perang Yamamah, Abu Dujanah juga kembali turun. Banyak musuh yang kemudian ia taklukkan. Bahkan, ia saat itu juga berhasil membunuh Musailamah dengan pedangnya.
Meskipun saat berperang Abu Dujanah mengalami patah kaki, namun ia terus berusaha bangkit dan berjuang dengan gagah bernai membasmi musuh dalam perang. Sampai akhirnya pun, Abu Dujanah gugur bersama pasukan muslim lainnya.