JATIMTIMES - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang memastikan bahwa penerimaan anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) telah melalui proses yang ketat. Termasuk proses pemeriksaan kesehatan.
Sehingga dalam hal ini, KPU Jawa Timur berharap agar peristiwa meninggalnya Ketua KPPS 20 Kelurahan Poleha, Sigit Widodo dapat disikapi bijak oleh masyarakat. Yakni sebagai sebuah takdir yang sudah digariskan.
Baca Juga : Hasil Rekap Laman KPU Sudah 306 TPS Masuk, Berikut Suara Caleg Kota Batu Teratas
"Mudah-mudahan kita tetap menjaga prasangka baik atas semua takdir yang sudah ditetapkan untuk beliau," ujar Komisioner KPU Provinsi Jawa Timur, Rochani, Jumat (16/2/2024).
Rochani mengatakan, dalam proses penerimaan anggota KPPS, juga telah dilakukan tes kesehatan. Termasuk saat pembentukan badan Adhoc.
"Di tahun ini sudah ada 3 parameter kesehatan yang harus dicantumkan, tekanan darah, gula darah, dan kolesterol," imbuhnya.
Terlebih menurutnya parameter tersebut juga telah sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Komnas HAM. Yang mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan Pemilu tahun 2019.
"Jadi sudah dilakukan sebagai bahan untuk mengeliminasi penyelenggara yang memiliki komorbid tanpa mengurangi rasa hormat kepada teman-teman atas semangatnya," jelas Rochani.
Termasuk dalam hal ini juga bagi Almarhum Sigit Wibowo. Menurut Rochani, Sigit Widodo juga telah melakukan prosedur untuk tes kesehatan. Ia juga dinyatakan sehat, meskipun memiliki riwayat penyakit diabetes.
Baca Juga : Insiden Meninggalnya Ketua KPPS di Malang, KPU: Almarhum Orang yang Dimuliakan
"Tapi pada saat beliau melaksanakan tugas sebagai ketua KPPS itu beliau sudah check up secara mandiri dan kondisi diabetnya masih dalam kondisi normal," terang Rochani.
Dirinya tak ingin ada lagi adanya insiden serupa terulang bahkan ada korban yang kembali meninggal. Total di Jawa Timur ada sebanyak 8 orang anggota penyelenggara pemilu yang meninggal dunia.
"Nah sampai tadi malam itu data yang masuk ke kami ada 8 orang penyelenggara pemilu meninggal di seluruh Jawa Timur dan angka ini jauh berbeda dibandingkan di 2019. Kami sangat berharap agar tahun ini angka (KPPS) meninggal hanya berhenti di 8 ini saja. Tapi kami tetap melakukan pemantauan di Jawa Timur," pungkasnya.