JATIMTIMES - Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus buka suara usai Amerika Serikat dan sekutu dekatnya menyetop dana bantuan ke Badan Pengungsi PBB di Palestina (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees/UNRWA.
Ghebreyesus meminta pada pendonor agar tidak menangguhkan pendanaan ke Badan Pengungsi PBB di situasi kritis ini.
Baca Juga : Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai, Ternyata Bahaya Buat Remaja
Menurutnya, menangguhkan pendanaan ke UNRWA hanya akan melukai warga Gaza. “Menangguhkan pendanaan hanya akan melukai warga Gaza yang sangat membutuhkan bantuan," kata dia di X, dikutip Selasa, (30/1/2024).
Selain Ghebreyesus, Liga Arab sebelumnya juga menyoroti penyetopan dana oleh AS dan sekutunya itu. Dalam rilis resmi, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menyatakan penangguhan pendanaan ini bertujuan mengabaikan bantuan bagi jutaan pengungsi Palestina.
“Kampanye ini bukan hal baru, melainkan bertujuan untuk membubarkan kerja badan bantuan yang melayani jutaan pengungsi Palestina," kata Gheit, dikutip Anadolu Agency, Minggu (28/1).
Gheit memperingatkan bahwa penangguhan pendanaan untuk UNRWA di tengah serangan Israel berarti membiarkan warga Palestina semakin kelaparan dan terpaksa mengungsi. "Dan mewujudkan Israel menghilangkan perjuangan mereka (bangsa Palestina) untuk selamanya," ujar Gheit.
Diketahui, sejumlah negara memutuskan menangguhkan hingga menyetop bantuan dana ke UNRWA, usai Israel menuding badan ini terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
AS menjadi negara pertama yang menyetop pendanaan tersebut. Negara seperti Kanada, Jerman, Italia, Prancis, Swiss, Australia, Kanada, Belanda, Finlandia, dan Jepang melakukan langkah serupa.
Baca Juga : Ketua MPR Dukung Perpanjangan Masa Jabatan Kades
UNRWA sementara itu menyatakan telah memecat staf mereka yang diduga terlibat serangan.
Keputusan penangguhan AS CS ini muncul usai Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) memutuskan Israel menyetop genosida di Gaza.
Mereka juga meminta Israel menghukum siapa pun yang terlibat aksi tersebut.