JATIMTIMES - Israel dan Hamas telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza mulai Minggu (19/1). Gencatan senjata ini mencakup pertukaran sandera dan tahanan setelah 15 bulan konflik.
Kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas diumumkan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani.
Baca Juga : Melihat Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu Tahun 2025 di Seluruh Wilayah Indonesia
"Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak," kata kata Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, dikutip AFP, Kamis (16/1/2025).
"Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang, dan kami berharap semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini," tegasnya.
Qatar selaku mediator perdamaian mengonfirmasi 33 sandera Israel akan dibebaskan dalam tahap pertama gencatan senjata Gaza.
Secara rinci, di fase gencatan senjata awal selama 42 hari, 33 sandera yang ditawan dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel akan dibebaskan. Termasuk perempuan sipil dan rekrutan perempuan, serta anak-anak, orang tua, serta warga sipil yang sakit dan terluka.
Pada tahap pertama, pasukan Israel akan mundur dari Gaza namun tetap ditempatkan di perbatasannya untuk memungkinkan pertukaran tahanan. Pertukaran akan termasuk pula jenazah dan pemulangan orang-orang terlantar ke tempat tinggal mereka.
"Jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai ganti sandera Israel pada tahap kedua dan ketiga yang akan diselesaikan selama 42 hari awal," jelasnya lagi.
Baca Juga : Musim Nikah, Makeup Korean Look hingga Thailand Soft Glam Masih Jadi Primadona
Lebih lanjut, ujarnya, mediator bersama yakni Qatar, AS, dan Mesir akan memantau kesepakatan gencatan senjata melalui badan yang berpusat di Kairo. Ia mendesak "ketenangan" di Gaza sebelum kesepakatan tersebut mulai berlaku.
"Kami berharap bahwa selama beberapa hari ke depan tidak akan ada agresi atau operasi militer apa pun," katanya lagi.
"Ada mekanisme yang jelas untuk menegosiasikan tahap dua dan tiga, dan bahwa rincian kesepakatan akan dipublikasikan dalam beberapa hari ke depan, setelah rinciannya diselesaikan", ujar Sheikh Mohammed menambahkan.