JATIMTIMES - Di akhir tahun ini banyak wisatawan mulai menggeruduk Kota Batu. Momen tersebut rupanya benar-benar dimanfaatkan oleh pengamen jalanan yang nekat mengais rezeki di atas bus pariwisata.
Hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi para wisatawan yang melancong ke Kota Batu. Bahkan, keluhan muncul dari pemandu wisata maupun tour leader yang kerap mendapati bus pariwisata yang membawa wisatawan dihentikan oleh pengamen jalanan saat berada di Kota Batu. Meski tidak diperbolehkan, tetapi mereka tetap memaksa masuk ke dalam bus.
Baca Juga : Simfoni Arsitektur dan Sejarah: Stasiun Pasuruan yang Tetap Berdiri Megah
Biasanya aksi pengamen jalanan ini saat bus pariwisata sedang menunggu rombongan wisata sedang jalan-jalan. Terkadang mereka juga memanfaatkan kesempatan masul naik ke dalam bus saat kondisi jalan tengah macet atau menunggu traffic light menyala hijau di persimpangan.
“Sering kami mengalah dengan memberikan kompensasi uang atau rokok supaya mereka tidak naik bus, tetapi mereka tetap ngotot. Setelah kami ancam untuk telpon polisi baru nyali mereka ciut,” ungkap Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Batu, Asep Abiyanto, Jumat (10/11/2023).
Meski mereka mencari uang dengan menyanyi di atas bus, yang meresahkan aksinya itu di bawah pengaruh minuman keras. Hal ini pun sangat meresahkan bagi penghuni bus.
Terlihat dalam sebuah video 31 detik, seorang pengamen menggunakan kaos berwarna kuning dilengkapi jaket menodongkan bungkus permen di hadapan penumpang bus di setiap baris kursi. Sementara satu orang yang berada di tengah bus, tengah bernyanyi sambil memainkan gitar.
Aksi tersebut pun bisa merusak citra Kota Batu sebagai kota wisata yang dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahunnya. Asep mengaku kerap mendapatkan laporan gangguan pada anggotanya yang tengah bekerja di atas bus.
“Aturan tertulis tentang pengamen dilarang ngamen di atas bus pariwisata, memang saya belum pernah melihatnya. Tapi tindakan tersebut tentu saja menganggu kenyamanan rombongan wisata yang sedang sedang menikmati tripnya,” ucap Asep.
Asep menambahkan, dengan kehadiran pengamen jalanan tersebut tidak hanya mengganggu trip wisata para wisatawan. Yang dikhawatirkan mereka yang naik ke atas bus justru orang yang berniat jahat.
Baca Juga : Lukisan Alam Tersembunyi di Selatan Wonogiri: Menelusuri Keindahan Pantai Karang Payung
Ditakutkan, barang-barang berharga atau bawaan tamu rombongan bisa lenyap dibawa kabur. Apabila itu terjadi, pihak biro perjalanan wisata dan tour leader atau guide pasti akan kena komplain wisatawan.
"Selama ini kami berupaya untuk menjaga agar keselamatan tamu termasuk barangnya tetap terjaga. Bila ada yang ingin berjualan seperti asongan, kami minta untuk tidak naik ke atas bus. Seperti halnya para pedagang asongan di kawasan rest area Bromo yang tetap sabar menunggu tamu turun dari bus," imbuh Asep.
Ia pun telah berupaya dengan menyurati Polres Batu dan Komisi B DPRD Kota Batuyang membidangi Pariwisata.
“Harapan agar bisa dicari jalan keluar terkait permasalahan seputar kenyamanan wisatawan di Batu,” tutup Asep.