JATIMTIMES - Sulitnya ketersediaan pakan ternak akibat cuaca ekstrem menjadi sebuah permasalahan yang cukup pelik di Jatim. Terbatasnya stok pakan seperti rumput maupun produksi pertanian yang sudah mulai kering acapkali membuat para peternak harus mengeluarkan biaya pakan lebih besar ketika menghadapi musim kemarau.
Untuk menyiasatinya, Generasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (Unibraw) yang tergabung dalam sukarelawan Ganjar Creasi mengadakan pelatihan budi daya dan pengolahan indigofera sebagai pakan ternak berkualitas tinggi.
Baca Juga : Tekan Pengangguran, Disnaker Kabupaten Malang Gencarkan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Rangkaian kegiatan ini berlangsung di Kopi Bunda, Jalan Raya Kedungdowo, Desa Kedungdowo, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (9/11/23) menggandeng para peternak dan masyarakat umum.
Salah satu peternak asal Bojonegoro, Muhamad Ryan (19), mengungkapkan tak banyak yang bisa dilakukan mereka untuk mencukupi kebutuhan pakan di kala kemarau tiba.
"Sekarang karena lagi kemarau pakannya kan sapi itu membutuhkan rumput sama jerami. Kemarau lagi gaada air mesti tumbuh-tumbuhan pada kering semua. Otomatis semua rumput ya lebih susah nyarinya harus di tempat lain yang agak jauh juga," ucap Ryan dalam keterangan tertulis yang diterima media ini.
"Kalau gak ada ya terpaksa beli, beli itu jerami se pickup itu minimal Rp 200-300 ribuan, untuk kurang lebih seminggu untuk dua hewan," imbuh dia.
Hadirnya edukasi mengenai indigofera mampu membangkitkan optimisme dan semangat peternak untuk memenuhi gizi hewan ternak dengan pakan alternatif ini.
Indigofera merupakan jenis pakan hijauan dari kelompok leguminosa (polong-polongan) pohon yang memiliki ukuran sedang dan punya daya tahan terhadap kondisi kekeringan sehingga sangat cocok ditanam sebagai alternatif pakan ternak menghadapi musim kemarau.
Baca Juga : Hujan Disertai Angin Kencang, Ranting Pohon Berserakan di Jalanan Kota Batu
Tanaman indigofera bisa dibilang pakan alternatif berkualitas, sebab kandungan protein di dalamnya mencapai lebih dari 20 persen dan memiliki palatabilitas yang tinggi. Di sisi lain, akar dari indigofera juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.
Wakil Koordinator Wilayah G-Creasi Jawa Timur Ahmad Anwar As Sidiq mengungkapkan dari beragam jenis indigofera, pihaknya memperkenalkan Indigofera zollingeriana.
Jenis tanaman ini memiliki kandungan protein yang tinggi setara dengan rumput alfalfa, mulai dari protein 28-32 persen, serat baik 38,30-51,05 persen, acid detergen fiber (ADF) 28,6-42,29 persen, kalsium 1,16-1,78 persen, fosfor 0,26-0,31 persen, kalium 1,3-1,4 persen, hingga magnesium 0,45-0,51 persen.
"Untuk tanaman indigofera yang kita pakai sebagai pelatihan ini berjenis indigofera zollingeriana, di mana tergolong ke dalam tanaman leguminosa. Dan sangat cocok ditanam di tanah yang kering dan kurang kadar air," imbuh Anwar.