JATIMTIMES - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melakukan berbagai upaya untuk menekan angka pengangguran. Sejumlah prorgam pun digencarkan untuk menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Malang.
Kepala Disnaker Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo menyampaikan, bahwa pengangguran merupakan permasalahan dari pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten/kota di Indonesia.
Baca Juga : Bahas APBD 2024, Target Pendapatan Asli Daerah Banyuwangi Sebesar Rp 605 Miliar
Tercatat berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang, TPT di Kabupaten Malang sampai saat ini berada di angka 6,2 persen atau 97 ribu masyarakat merupakan pengangguran di usia produktif. Ditargetkan TPT di tahun 2024 turun hingga di bawah 5 persen. "Jadi TPT pengangguran itu 6,2 persen, artinya ada 97 ribu pencari pekerja atau penganggur dalam usia produktif," ujar Yoyok.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan BPS Kabupaten Malang, terdapat beberapa penyebab terjadinya pengangguran. Mulai dari masa pemulihan pandemi Covid-19, kelangkaan pupuk, musim kemarau yang menyebabkan petani tidak dapat pergi ke ladang untuk bekerja, penyakit mulut dan kuku yang membuat para peternak juga terdampak tidak bisa memiliki penghasilan.
"Selain itu, ada banjir yang menyebabkan jembatan putus sebagai penghubung antara desa sehingga mematikan perputaran roda perekonomian," jelas Yoyok.
Dengan berbagai permasalahan tersebut, Disnaker Kabupaten Malang hadir dan memiliki konsep untuk menyelesaikan permasalahan pengangguran melalui pelatihan kerja berbasis sertifikasi kompetensi. Dengan adanya sertifikasi kompetensi, dapat digunakan oleh para pencari kerja untuk melamar pekerjaan di dunia industri.
"Karena keterbatasan pasar kerja, baik itu di dalam kota atau pun di luar kota, maka pelatihan diarahkan untuk terciptanya enterpreneur muda atau menjadi seorang pengusaha muda," ungkap Yoyok.
Berbagai pelatihan kerja berbasis sertifikasi kompetensi telah digelar oleh Disnaker Kabupaten Malang. Mulai dari pelatihan potong rambut atau barbershop, pelatihan tata kecantikan, pelatihan digital marketing maupun pelatihan literasi keuangan untuk mendorong para pencari kerja menjadi wirausaha dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
"Jadi pelatihan yang kira-kira outcome nya adalah membuat orang itu bisa menjadi enterpreneur karena keterbatasan pasar kerja," kata Yoyok.
Baca Juga : Ini Dia Kegiatan para Finalis di Road to Final Pemilihan Putri Garudeya 2023
Selain itu, pihaknya juga bersinergi dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau sederajat untuk penguatan Program Bursa Kerja Khusus (BKK) yang bertujuan menekan angka pengangguran.
"Kita memberikan pengarahan kepada SMK agar sedini mungkin untuk dilakukan mapping terhadap minat, bakat dan cita-cita dari adik-adik mulai kelas satu," tutur Yoyok.
Jadi para siswa SMK sejak kelas satu sudah dilakukan pemetaan minat, bakat, dan cita-cita. Jika ingin menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri, wirausahawan maupun bekerja formal ke luar negeri, semua telah disiapkan sejak kelas satu SMK.
"Itu salah satu upaya dari Disnaker sebagai salah satu problem solver mengatasi pengangguran. Yakni selain pelatihan juga bersinergi dengan SMK dalam rangka penguatan Program Bursa Keria Khusus (BKK)," tandas Yoyok.
