JATIMTIMES - Pemimpin tinggi Hamas mengatakan jika kelompoknya berupaya untuk membebaskan semua warga Palestina di penjara-penjara Israel. Upaya yang dilakukan Hamas dimungkinkan dengan menggunakan orang Israel yang diculik sebagai alat tawar-menawar untuk menjamin pembebasan tahanan Palestina.
Melansir laporan Reuters, pejabat Hamas Khaled Meshaal juga menyebut jika warga non-Israel adalah “tamu” yang akan dibebaskan "bila keadaan memungkinkan". Orang-orang bersenjata dari Hamas menyandera sejumlah orang setelah menyerang pangkalan militer Israel selatan. Militer Israel mengatakan kelompok itu menyandera 199 orang di Gaza. Hamas mengatakan mereka menyandera antara 200 dan 250 orang.
Baca Juga : Joe Biden Akan Kunjungi Israel-Yordania, 2.000 Tentara AS Dikerahkan
Hamas telah lama menyerukan pembebasan sekitar 6.000 warga Palestina di penjara Israel. Mengutip AlAraby TV, mantan ketua Hamas Meshaal, pihaknya harus memiliki sesuatu untuk membebaskan warga Palestina di Penjara Israel.
Pada tahun 2011, Israel menukar ratusan tahanan Palestina untuk membebaskan satu tentara Israel, Gilad Shalit, yang ditahan selama lima tahun. Pertukaran semacam itu tampaknya merupakan tawar-menawar yang mustahil karena puluhan orang ditahan.
Israel, yang telah membombardir Gaza dengan serangan yang menewaskan ratusan warga Palestina, mengatakan pihaknya akan bertindak untuk membebaskan para sandera sekaligus melenyapkan Hamas.
Para tawanan diyakini termasuk warga negara termasuk Thailand dan Jerman. Negara-negara lain telah melaporkan warganya hilang. Warga Israel dengan kewarganegaraan ganda di negara-negara termasuk AS juga diyakini telah diculik.
Pada Senin (16/10/2023) malam, Hamas merilis sebuah video yang menunjukkan pernyataan salah satu tawanan, seorang wanita Perancis-Israel, yang ditangkap dalam serangan pekan lalu. Keluarganya termasuk di antara kelompok yang meminta presiden Prancis untuk membebaskan kerabat mereka yang hilang.
Baca Juga : Pertandingan Belgia Vs Swedia Dihentikan, Usai Dua Orang Tertembak Mati di Brussels
Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Obeida, mengatakan dalam pesan video bahwa Hamas memiliki "sekelompok tahanan dari berbagai negara, mereka adalah tamu kami dan kami berupaya melindungi mereka."
"Kami akan membebaskan tahanan dari berbagai negara jika keadaan di lapangan memungkinkan," imbuh Abu Obeida.
Pejabat senior Hamas lainnya, Moussa Abu Marzouk, mengatakan bahwa tahanan asing tidak dapat dibebaskan karena pemboman Israel di Jalur Gaza masih terus berlangsung.