JATIMTIMES - Gempa dengan magnitudo 6,8 melanda Jepang barat daya pada Senin malam. Fenomena alam ini menyebabkan tsunami kecil di area tersebut tetapi tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan.
Menurut survey geologi AS, gempa tersebut terdeteksi sekitar 18 kilometer (km) dari wilayah Kyushu, sekitar pukul 21.19. Badan Meteorologi Jepang (JMA) awalnya memperingatkan kemungkinan gelombang tsunami setinggi satu meter (tiga kaki) dan mendesak orang-orang untuk menjauh dari perairan pesisir.
Baca Juga : Lima Daftar Kuliner Khas Tulungagung yang Wajib Dicoba
Namun, beberapa tsunami yang lebih kecil hanya sekitar 20 sentimeter terdeteksi di pelabuhan-pelabuhan di wilayah tersebut, kata badan cuaca tersebut. Tayangan langsung televisi Jepang menunjukkan laut tenang serta kapal-kapal beroperasi normal dan lalu lintas berjalan lancar.
Mengutip AFP Selasa (14/1), media lokal menulis hanya terjadi kerusakan kecil, termasuk jendela pecah di stasiun kereta api dan benda-benda jatuh dari rak di beberapa toko. NHK melaporkan, seorang pria terluka ringan setelah terjatuh di rumahnya.
Tidak Ada WNI Terdampak
Kementerian Luar Negeri RI dan perwakilan Indonesia di Jepang segera menghubungi simpul masyarakat Indonesia di Negeri Sakura usai gempa.
“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah menghubungi simpul masyarakat di Prefektur Miyazaki, Kumamoto dan Kochi dan didapatkan informasi bahwa belum terdapat WNI yang terdampak,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha dalam pernyataan.
Baca Juga : Kakanwil Kemenkum Jatim Lantik 5 Pejabat Baru, Tekankan Transformasi Budaya Kerja
Judha menambahkan, terdapat 2.204 orang WNI yang tercatat menetap di Prefektur Miyazaki dan 964 orang di Prefektur Kochi.