JATIMTIMES - Terdapat kisah aneh namun nyata, di mana seorang gadis kecil yang masih berusia 5 tahun harus melahirkan dan memiliki seorang bayi. Secara umum, seorang wanita memasuki masa pubertas di usianya yang ke-8 hingga 13 tahun.
Kisah yang akan kita bahas ini seakan tak masuk ke dalam logika, mengingat usia dari sang ibu bayi sendiri masih 5 tahun. Kisah ini dialami oleh Lina Medina. Dilansir dari akun Tiktok @kamutahugakofficial, mulanya Lina perempuan yang lahir di desa kecil di Andes, Peru pada 1933 ini diduga menderita tumor besar. Adapun, perutnya kian membesar dan terus mengeluh sakit.
Baca Juga : Cari Ibu Kandung, Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Fokus Pemulihan Anak Korban Kekerasan
Alangkah terkejutnya, saat menjalani tes ternyata Lina tengah mengandung 7 bulan setelah menjadi korban pemerkosaan. Hanya beberapa minggu setelah pemeriksaan, pada tanggal 14 Mei 1939, Lina melahirkan seorang bayi laki-laki melalui operasi caesar. Hal itu dilakukan sebab panggulnya yang masih muda dianggap kecil untuk melahirkan secara alami.
Bayi yang lahir dengan berat 2,3 kg itu diberi nama Gerardo untuk menghormati dokter yang melahirkannya. Kala Gerardo lahir, dokter menemukan bahwa meski baru berusia lima tahun, Lina telah memiliki organ seksual yang matang dan menderita kondisi yang disebut pubertas dini.
Setelah Lina melahirkan, polisi menangkap sang ayah, Tilburelo lantaran dicurigai melakukan inses atau hubungan intim sedarah. Sebab, ibu Lina dilaporkan telah memperhatikan bahwa putrinya mulai mengalami menstruasi sejak usia tiga tahun. Lantaran kurangnya bukti ayahnya kemudian dibebaskan oleh polisi dan hingga saat ini identitas sebenarnya dari sang ayah tidak pernah terungkap.
Gerardo pun tumbuh dewasa dan selalu percaya bahwa Lina adalah saudara perempuannya. Akan tetapi, saat usianya sepuluh tahun, ia diberitahu bahwa yang dianggap saudara perempuannya adalah ibunya. Gerardo tumbuh dengan sehat namun meninggal pada usia 40 tahun, tepatnya pada 1979 setelah menderita penyakit tulang.
Kini di usianya yang ke 88 tahun, Lina masih tinggal di Peru, dan menolak untuk menjual ceritanya demi hidup normal. Ia pun diketahui telah menikah dengan Raul, suaminya pada 1970-an. Dari pernikahan itu, ia melahirkan putra keduanya pada usia 39 tahun.
Terlepas dari itu semua, hamil di usia dini memiliki banyak risiko yang mengancam nyawa. Kehamilan sendiri bisa terjadi sejak awal ovulasi, di mana ovarium mulai melepaskan sel telur yang matang yang disebut ovum, papar Dr. Melissa Simon, seorang profesor dan dokter kandungan-ginekolog di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago.
“Penting untuk dicatat bahwa Anda dapat berovulasi sebelum Anda mulai mengalami menstruasi pertama dan pelepasan sel telur tidak selalu disertai gejala fisik yang jelas,” kata Simon sebagaimana dikutip Live Science.
Menurut data terbaru yang dikumpulkan pada tahun 2017 di StatPearls, ovulasi dimulai setelah menarche, yakni menstruasi pertama atau darah yang keluar dari vagina wanita sewaktu ia sehat, bukan disebabkan oleh melahirkan anak atau karena terluka. Menarche biasanya terjadi di usia 10 hingga 16 tahun. Namun, usia menarche pada wanita cenderung menurun. Artinya, anak mengalami menstruasi pertama lebih cepat dari biasanya, atau sebelum usia 10 tahun.
Baca Juga : Sebut Punya Hubungan dengan Hamas, PM Malaysia Sinyalkan Penolakan pada Negara Pro Israel
“Ada banyak potensi bahaya kehamilan di usia 9 atau 10 tahun,” kata Simon. “Misalnya, selama kehamilan volume darah dalam tubuh seseorang meningkat sekitar 50% dan semua cairan ekstra itu dapat memberikan tekanan yang luar biasa pada jantung anak. Tubuh anak yang sedang tumbuh mungkin juga kekurangan nutrisi penting, seperti kalsium, karena nutrisi tersebut dialihkan ke janin yang sedang berkembang.”
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jika dibandingkan dengan ibu yang hamil di usia 20-an, ibu berusia 10 hingga 19 tahun menghadapi risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi, yang tentunya bisa berbahaya pada kehamilan. Ini dapat menyebabkan komplikasi seperti kejang dan koma.
Mereka juga menghadapi peningkatan risiko infeksi sistemik dan infeksi pada lapisan rahim (endometritis nifas), serta anemia di mana jumlah sel darah merah pembawa oksigen yang sehat dalam tubuh menurun secara drastis.
Karena panggul yang sempit, ibu muda berisiko tinggi mengalami komplikasi, terutama saat bayi terjebak dan sulit keluar atau dengan kata lain ‘persalinan macet’. Persalinan yang terhambat bisa menyebabkan tekanan pada kandung kemih dan uretra sertai meningkatkan risiko penyakit radang panggul dan infeksi pada organ reproduksi.
Selain itu, persalinan macet juga dapat menyebabkan lubang muncul antara vagina dan kandung kemih atau rektum di mana urine dan fases dapat bocor. Jika ini terjadi, maka pasien membutuhkan operasi untuk memperbaiki lubang yang pecah.
Karena risiko-risiko tersebut, bocah yang hamil biasanya direkomendasikan untuk menjalani operasi caesar ketimbang persalinan normal. Namun, menurut University of Utah Health, operasi caesar juga punya risiko sendiri, seperti pendarahan hebat, infeksi, luka kandung kemih dan usus, serta potensi membutuhkan operasi caesar di kehamilan berikutnya.