free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Internasional

Rumah Sakit di Gaza Berjuang Atasi Pasien Membludak dan Peralatan Medis yang Menipis

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

17 - Oct - 2023, 02:04

Placeholder
Pasien cuci darah di Gaza dimungkinkan tidak bisa mendapatkan perawatan lagi jika bahan bakar habis. (Foto: Reuters/Muhammed Salem)

JATIMTIMES - Menteri Kesehatan Palestina Ashraf Al-Qidra bertanya-tanya soal bagaimana rumah sakit di Gaza mengatasi serangan udara dan blokade intens yang dilakukan Israel. 

Melansir laporan Reuters, para dokter berusaha keras untuk membantu meski bertambah hari semakin banyak pasien. Termasuk pasien anak-anak yang terluka akibat serangan udara. Apalagi rumah sakit di Gaza yang semakin penuh sesak kekurangan obat-obatan dan bahan bakar akibat blokade Israel di jalur masuk Gaza. 

Baca Juga : Tersisa 3 Bulan, Pj Wali Kota Batu Optimis Bisa Selesaikan 25 Program Prioritas

Menurut dokter di Gaza, hanya kasus-kasus paling akut yang mendapatkan operasi karena sumber daya tidak mencukupi. 

Kantor kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan bahwa rumah sakit di seluruh wilayah Gaza hanya mempunyai cadangan bahan bakar untuk 24 jam lebih banyak, sehingga posisi ribuan pasien dalam risiko. 

Hingga Senin (16/10/2023, Kementerian Kesehatan menyebutkan setidaknya 2.750 warga Palestina telah terbunuh dan 9.700 lainnya terluka sejak 7 Oktober. Dan 1.000 orang lainnya hilang dan diyakini berada di bawah reruntuhan.

Qidra mengimbau masyarakat untuk pergi ke rumah sakit Shifa, yang terbesar dari 13 fasilitas medis umum di wilayah tersebut, untuk menyumbangkan darah.

“Jika rumah sakit berhenti bekerja, seluruh dunia akan bertanggung jawab atas nyawa ratusan bahkan ribuan pasien yang bergantung pada layanan kami, terutama dari Shifa,” kata Qidra.

Diketahui, Shifa melayani seluruh Jalur Gaza, tetapi lebih banyak melayani sekitar 800.000 orang yang tinggal di Kota Gaza.

Israel melakukan serangan udara terberatnya dan diperkirakan akan melancarkan serangan darat di Gaza. 

Beberapa warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka di Kota Gaza, setelah militer Israel memperingatkan mereka untuk menuju ke selatan.

Namun beberapa orang mengatakan bahwa mereka berada dalam bahaya serangan udara Israel dalam perjalanan tersebut, dan beberapa orang kembali ke utara karena ketidakamanan dan kurangnya tempat tinggal di wilayah selatan yang semakin padat penduduknya.

Warga Palestina di Gaza mengatakan kampanye pengeboman Israel semalam adalah yang terberat sejak mereka melancarkan serangan balasan. Pengeboman sangat besar terjadi di Kota Gaza, dengan serangan udara menghantam daerah sekitar dua rumah sakit utama di kota tersebut. 

Saeed Al-Abdala terbaring di ranjang rumah sakit yang terhubung ke mesin dialisis. Dia lolos dari pemboman di rumahnya di Khan Younis.

Baca Juga : 9 Program Prioritas di Kota Batu Gagal Dilakukan di Tahun 2023, Kok Bisa?

“Saya menjalani dialisis ginjal, dan proses ini sangat menantang, kami sangat menderita. Kami menderita karena transportasi dan perpindahan,” katanya.

“Dan sekarang kami berada di bawah perang, perang adalah kehancuran, kematian, dan penyiksaan. Kami terusir dari rumah kami dan kami tidak lagi berada di rumah kami. Ini sangat sulit," imbuh Saeed. 

Upaya diplomatik sedang dilakukan untuk mencoba membuka perbatasan yang dikontrol Mesir ke Gaza, dengan sumbangan bantuan asing disalurkan ke pihak Mesir.

Di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, di mana ambulans yang membawa korban terus berdatangan. Pasien dengan penyakit kronis menghadapi kemungkinan kekurangan peralatan medis.

“Kami memiliki 220 pasien (ginjal). Setengah dari perangkat tersebut tidak dapat digunakan malam ini dan kami tidak dapat melakukan dialisis untuk semuanya,” kata dokter Mohammed Zaqout.  

“Ini adalah bencana kemanusiaan," sambungnya. 

Pasien ginjal Nahed Al-Khuzundar, yang terpaksa mengungsi bersama keluarganya dari Kota Gaza ke Khan Younis, mengatakan dia harus menjalani tiga sesi dialisis per minggu tetapi sejauh ini tidak ada sesi dialisis.

"Kaki saya mulai membengkak, saya merasa tercekik, dan saya memerlukan cuci darah segera,” kata Khuzundar kepada Reuters, ketika dia menunggu di luar bagian ginjal di rumah sakit Khan Younis, tempat puluhan orang yang terluka telah tiba, bersama dengan mayat-mayat.


Topik

Internasional Palestina pro palestina israel



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni