JATIMTIMES - Manager of Corporate Affairs Department ASEAN Centre for Energy, Andy Tirta membeberkan soal konektivitas energi di masa depan. Nantinya, energi tidak lagi terbatas teritorial satu negara saja.
“Jadi, akan ada kabel dari Indonesia ke Singapura. Saat ini, ada juga kabel yang terhubung dari Laos, Thailand, Malaysia, yang terhubung hingga Singapura,” ungkap Andy Tirta.
Baca Juga : Kembali Viral, Ustad Adi Hidayat: Orang yang Tak Dukung Anies Adalah "Jin"
Andy menyebutkan adanya proyek ASEAN Power Grid yang memungkinkan negara-negara untuk berbagi energi.
Dia membahas skenario proyeksi energi untuk masa depan, dengan penekanan pada kebutuhan untuk beralih dari sumber energi fosil ke energi terbarukan. Dia juga menyoroti tantangan dan peluang yang terkait dengan peralihan ini, termasuk pembiayaan, kebijakan, dan teknologi.
“Akan ada empat kali lipat energi yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari tahun 2020 hingga 2050. Bisa dibayangkan, kita akan membutuhkan empat kali lipat energi listrik,” terangnya.
Hal tersebut dibeberkan dalam Intellectual Dialogue Of Economics ke-18 yang digelar Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB Universitas Brawijaya, Sabtu (7/10/2023). Tema yang dibawa kali ini adalah “Building Strong Foundation: Steps to Take Benefit from ASEAN Demographic Dividend”.
Andy Tirta memulai presentasinya dengan membahas ASEAN Energy Outlook 7, yang mencakup proyeksi energi di wilayah ASEAN. Dia menyoroti betapa pentingnya pemahaman tentang tantangan dan peluang yang terkait dengan sektor energi.
“Dan saya yakin sebagai mahasiswa ekonomi, khususnya, Anda akan melihat hal ini sebagai salah satu hal potensial yang akan sangat bermanfaat bagi masa depan Anda,” imbuhnya.
Baca Juga : Mengulik Sejarah Kampung Inggris, Tarik Perhatian Masyarakat Seluruh Indonesia
Andy menekankan bahwa energi saat ini menjadi topik yang sangat penting di seluruh dunia, terutama dalam konteks perubahan iklim, transisi energi, dan kemitraan transisi energi. Andy juga menggarisbawahi betapa vitalnya energi dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana keamanan energi harus diperhatikan secara serius.
Andy Tirta menjelaskan peran ASEAN Centre for Energy sebagai lembaga pemikir, pusat data dan pengetahuan energi, serta katalisator untuk mengkoordinasikan regulasi dan kebijakan energi di negara-negara ASEAN.
Andy menggarisbawahi bahwa transisi energi akan menjadi kunci untuk memastikan ketahanan energi ASEAN di masa depan, dan bahwa persiapan sejak dini sangat penting.
“Transisi energi di ASEAN membutuhkan investasi yang besar, baik dari dana asing maupun domestik. Hal ini memiliki banyak tantangan seperti yang sudah saya katakan kepada Anda. Dan, transisi energi adalah suatu keharusan. Jadi, persiapan sejak dini sangat diperlukan. Sumber daya, keterampilan, teknologi, kesiapan finansial, dan serangkaian kebijakan dan peraturan diperlukan,” tandasnya.