JATIMTIMES - Gempa bumi yang sangat kuat melanda Pegunungan Tinggi Atlas, di Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam. Gempa ini menyebabkan setidaknya lebih dari 800 orang tewas, luka dan menghancurkan bangunan warga.
Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter melanda pegunungan Atlas Tinggi, Maroko itu disebut sebagai gempa paling mematikan di negara tersebut dalam enam puluh tahun terakhir.
Baca Juga : 2 Kali Kebakaran Area Lahan Kilang Minyak Tuban, Ada Unsur Kealpaan Internal Perusahaan?
Melansir laporan Reuters, jumlah korban terbaru, per-Jumat (9/9/2023), Kementerian Dalam Negeri mengatakan 820 orang tewas dan 672 lainnya luka-luka. Seorang pejabat setempat mengatakan sebagian besar kematian terjadi di daerah pegunungan yang sulit dijangkau. Di Marrakesh, kota besar terdekat dengan pusat gempa, warga bermalam di alam terbuka karena takut pulang.
Bangunan di kota tua yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO juga mengalami kerusakan. Termasuk, sebuah menara masjid runtuh di Lapangan Jemaa al-Fna, jantung kota tua Marrakesh. Hingga membuat petugas menggali puing-puing untjk menemukan menara masjid.
“Semuanya atas kehendak Tuhan, namun kami mengalami kerugian besar,” kata Miloud Skrout, seorang warga.
Sekitar 150 orang menunggu di luar rumah sakit. Mereka menunggui korban luka serius akibat gempa yang dirawat di rumah sakit. Sebagian besar berasal dari daerah pegunungan di luar kota, karena rumah sakit setempat tidak mempunyai kapasitas untuk merawat korban luka serius.
"Saya masih tidak bisa tidur di rumah karena guncangan dan juga karena kota tua terdiri dari rumah-rumah yang sudah tua,” kata Jaouhari Mohamed, warga kota tua Marrakesh.
“Jika ada yang jatuh, maka yang lain akan roboh,” imbuh dia.
Seorang turis Australia bernama Tri mengatakan jika bangunan tempat tinggalnya mulai bergetar. “Kami hanya mengambil beberapa pakaian dan tas, lalu kami berlari keluar,” katanya sambil memegang bantal di bawah lengannya.
Baca Juga : Cabuli 4 Muridnya yang Masih Belia, Oknum Guru Ngaji di Malang Ditangkap Polisi
Kementerian Dalam Negeri mendesak agar masyarakat tetap tenang, dan mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa gempa telah melanda provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Marrakesh, Azilal, Chichaoua dan Taroudant.
Montasir Itri, warga desa pegunungan Asni dekat pusat gempa, mengatakan sebagian besar rumah di sana rusak. “Tetangga kami berada di bawah reruntuhan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka dengan menggunakan sarana yang tersedia di desa,” katanya.
Lebih jauh ke barat, dekat Taroudant, guru Hamid Afkar mengatakan dia telah meninggalkan rumahnya dan merasakan gempa susulan. “Bumi berguncang sekitar 20 detik. Pintu terbuka dan tertutup sendiri saat saya bergegas turun dari lantai dua,” ujarnya.
Pusat geofisika Maroko mengatakan gempa terjadi tepat setelah jam 11 malam, (2200 GMT) di daerah Ighil di Atlas Tinggi. Menurut Survei Geologi AS, ini merupakan gempa paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960, ketika gempa diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang.