JATIMTIMES - Rekayasa lalu-lintas yang dilakukan di kawasan Buk Gluduk Kota Malang terbukti telah membuahkan hasil. Dalam hal ini, tingkat kejenuhan di kawasan tersebut sudah berkurang menjadi 1,21. Dari saat sebelum diterapkan rekayasa lalu-lintas tingkat kejenuhan di angka 1,41.
Hal tersebut diketahui setelah rekayasa lalu-lintas tersebut diterapkan selama kurang lebih dua pekan sejak 25 Agustus 2023 lalu. Dimana selama uji coba tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) bersama Forum Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) melakukan analisa dan evaluasi.
Baca Juga : Perlu Disempurnakan, Pemkot Batu bersama DPRD Kota Batu Setujui Raperda Penyelenggaraan Kearsipan
"Iya memang penurunan tingkat kejenuhan masih belum signifikan. Tapi setidaknya sudah ada hasil. Kenapa belum signifikan, karena memang ada beberapa alasan," ujar Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, Kamis (7/9/2023).
Pria yang akrab disapa Jaya ini mengatakan, dari analisa dan evaluasi yang dilakukan pada Rabu (6/9/2023) kemarin, ada beberapa hal yang menyebablan efek rekayasa lalu-lintas belum signifikan. Salah satunya yakni perilaku sebagian pengendara yang masih nekat menerobos arus yang sudah dilarang.
"Misalnya seperti di Jl. Untung Suropati Utara, itu kan tidak boleh melaju untuk yang dari arah selatan maupun dari arah utara menuju ke timur masuk ke Jl. Untung Suropati Utara. Itu masih ada pengendara yang nekat," jelas Jaya.
Selain itu, sejumlah pengendara juga masih ada yang kebingungan dengan rekayasa arus lalu-lintas yang diterapkan tersebut. Hingga akibatnya, ada sejumlah pengendara yang putar balik di sekitar Kantor Kelurahan Kesatrian.
"Itu juga kan berarti menimbulkan penundaan (arus) kendaraan," imbuh Jaya.
Alasan selanjutnya yang melatarbelakangi rekayasa itu belum berdampak signifikan adalah skema yang diberlakukan masih belum menyeluruh. Yakni hanya pada titik persimpangan antara Jl. Panglima Sudirman dengan Jl. Untung Suropati Utara.
Baca Juga : Awal September, BPHTB Sumbang PAD Kabupaten Malang Rp 104,6 Miliar
Sementara itu, yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di kawasan tersebut adalah persimpangan di Jl. Simpang Trunojoyo. Atau yang persis berada di bawah jembatan rel kereta api.
Di titik ini, penumpukan kendaraan sering terjadi akibat banyaknya pengendara yang menyeberang dan memotong arus. Yakni dari arah Jl. Simpang Trunojoyo berbelok ke kanan menuju Jl. Gatot Subroto. Atau, dari arah Jl. Panglima Sudirman belok ke kanan menuju Jl. Simpang Trunojoyo.
"Iya makanya akan kami lakukan secara bertahap. Sudah ada rencana skema yang akan kami terapkan disana. Tapi untuk awalnya, kami akan fokus sosialisasi dulu," pungkas Jaya.