free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Manfaatkan Jaringan Irigasi DPU-SDA, Petani Jagung di Kabupaten Malang Dapat Untung

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : A Yahya

31 - Aug - 2023, 02:28

Placeholder
Ilustrasi lahan jagung. (Foto: Istimewa)

JATIMTIMES - Keberadaan aset milik Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU-SDA) Kabupaten Malang, telah memberikan dampak yang sangat signifikan bagi perekonomian masyarakat, terutama bagi para petani. Dengan adanya pembangunan jaringan irigasi, para petani di Kabupaten Malang bisa memanfaatkan aliran air tersebut untuk mengoptimalkan potensi pertanian.

Selain memberikan fasilitas pasokan air, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang kini dipimpin oleh Farid Habibah sebagai Kepala DPU-SDA Kabupaten Malang tersebut, juga memberikan pendampingan kepada para petani. Pada tahap awal, alih fungsi lahan sawah yang diinisiasi DPU-SDA Kabupaten Malang mulai memberikan dampak positif kepada para petani maupun pemilik lahan.

Baca Juga : Pemkab Bangkalan dan BPJS Ketenagakerjaan Sinergi Lindungi Petani Melalui DBHCHT

Saat ini sebagian petani pemilik lahan telah beralih dari menanam tebu ke tanaman pangan berupa jagung. Hasilnya, keuntungan yang didapat bisa lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan dengan hasil panen tebu.

Pada tahap awal, alih fungsi lahan sawah juga diterapkan pada Daerah Irigasi (DI) Sumber Gongso, Desa Tumpukrenteng, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Nantinya, jika memenuhi beberapa pertimbangan, termasuk pertimbangan musim, peralihan penanaman dari tebu ke jagung tersebut rencananya akan dilakukan secara bertahap di beberapa wilayah di Kabupaten Malang.

Manfaat jaringan irigasi serta peralihan tanaman dari tebu ke jagung tersebut juga dirasakan oleh Jainudin. Sosok yang juga bertugas sebagai Juru Pembagi Air di Daerah Irigasi Sumber Gongso tersebut, mengaku hasil panen yang diperoleh lebih meningkat setelah beralih ke penanaman jagung.

"Dari hasil tanam tebu perkiraan biasanya itukan satu hektar menghasilkan Rp 25 juta dalam satu tahun," ungkapnya.

Sedangkan jika ditanami jagung, diterangkan Jainudin, dalam satu hektar lahan dapat menghasilkan Rp 20 juta dalam sekali panen. "Kalau jagung satu kali tanam ini sudah Rp 20 juta untuk satu hektar, jadi hasilnya lebih banyak," ungkapnya.

Dikatakan lebih banyak lantaran dalam setahun para petani bisa panen jagung sebanyak tiga kali. Sedangkan tebu, biasanya hanya panen sekali dalam setahun.

Baca Juga : Cara Mudah Melakukan Pembayaran PBB Online

"Kalau tebu satu hektare hanya Rp 25 juta, satu kali panen. Sedangkan kalau jagung Rp 20 juta untuk satu hektar, satu tanam dan panen," tuturnya.

Artinya, lanjut Jainudin, dalam setahun rata-rata petani bisa menghasilkan Rp 60 juta per satu hektare lahan jagung. Sedangkan jika ditanami tebu rata-rata dalam setahun hanya menghasilkan Rp 25 juta, lantaran hanya bisa sekali panen dalam setahun.

"Kalau jagung, bisa tiga kali tanam, kan sudah berapa hasilnya. Jadi tinggal dikalikan tiga, berarti kalau Rp 20 juta kali 3 kan sudah Rp 60 juta," ujarnya.

Dengan perhitungan tersebut, saat ini Jainudin lebih memilih untuk beralih menanam jagung. "Jadi merubah ke tanaman pangan, manfaatnya sudah mulai di rasakan. Saat ini sudah panen semua, sudah merasakan satu kali panen," tukasnya.


Topik

Pemerintahan Farid Habibah kabupaten malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

A Yahya