JATIMTIMES - Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun 2023 diharapkan jadi momentum utuk mengatasi stunting di Kota Malang. Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Malang Sutiaji pada peringatan Harganas yang mengusung tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju".
Wali Kota Malang Sutiaji mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kota Malang bahwa pencegahan stunting atau kondisi gagal tumbuh dapat dilakukan dari keluarga.
Baca Juga : Peringati HUT ke-55, BPJS Kesehatan Cabang Malang Berikan Bantuan Korban Banjir Malang Selatan
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang itu menyampaikan, bahwa keluarga merupakan tahapan awal dalam mencegah terjadinya stunting. Menurutnya, peran keluarga sangat penting dalam mencegah stunting terhadap anak.
Menurutnya, manajemen keluarga sangat penting untuk mencegah terjadinya kondisi stunting. Sutiaji pun meminta kepada masyarakat luas Kota Malang untuk menciptakan kondisi lingkungan keluarga yang sehat dan harmonis.
"Ciptakan lingkungan keluarga sebaik mungkin dan komunikasi yang baik. Pengutamaan memang di kita bagaimana program penurunan stunting itu kita kuatkan. Ini terus menerus kita lakukan dan kolaboratif," ujar Sutiaji, Kamis (27/7/2023).
Di momentum Harganas ke-30 ini, Sutiaji juga mengingatkan kepada seluruh penyuluh kesehatan untuk bersiap-siap dalam kegiatan bulan timbang yang akan dilakukan pada Agustus 2023 mendatang.
Menurutnya, penimbangan bayi yang mengacu pada bulan timbang lebih akurat dan valid dari pada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Pasalnya, jika skema bulan timbang dilakukan di setiap wilayah di Kota Malang, sedangkan metode yang digunakan SSGI yakni metode random sampling atau pengambilan sampel secara acak.
Hingga saat ini, berdasarkan hasil bulan timbang, stunting di Kota Malang berada di angka 8,9 persen, setelah di bulan timbanh sebelumnya berada di angka 9 persen. Sedangkan hasil SSGI menunjukkan stunting di Kota Malang berada di angka 18 persen dari yang sebelumnya 21 persen.
Sutiaji pun meyakini, nantinya di hasil bulan timbang pada Agustus 2023 angka stunting di Kota Malang akan semakin turun. Pihaknya pun saat ini tengah meminta data validnya dari masing-masing puskesmas terkait angka stunting di Kota Malang.
"Kalau updating saat ini mungkin lebih turun lagi, kalau SSGI kan dia pakai random sampling sehingga yang diambil kadang tidak mewakili. Contoh, di Tlogomas itu disebut tertinggi stuntingnya, setelah dicari, satupun tidak ada yang stunting, kan lucu," tegas Sutiaji.
Baca Juga : Tak Terima Ditegur karena Salah Parkir, Wali Murid Mengamuk hingga Ancam Polisikan Satpam Sekolah
Disinggung mengenai target penurunan angka stunting di penghujung masa kepemimpinannya sebagai Wali Kota Malang, Sutiaji menargetkan angka stunting di Kota Malang dapat turun hingga nol persen.
"Targetnya kalau untuk (stunting) ya 0 persen. Insya Allah akan kita kejar dan kuatkan," ujar Sutiaji.
Sementara itu, Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Donny Sandito mengatakan, Dinsos-P3AP2KB melalui pilar sosial yang dimiliki akan berupaya penuh untuk membantu penurunan angka stunting di Kota Malang.
"Kami juga ada pendamping keluarga itulah yang kita maksimalkan untuk mendampingi keluarga balita lewat Bina Keluarga Balita, kemudian lewat kader kader, puskesos, jadi kami juga membantu Dinkes dalam rangka pendampingan keluarga," terang Donny.
Nantinya, dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Dinsos-P3AP2KB Kota Malang dalam menurunkan angka stunting di Kota Malang, pihaknya berharap para bayi di Kota Malang dapat tumbuh sehat.
"Sehingga keluarga yang mempunyai bayi yang memang harusnya mereka setiap bulan ke posyandu bisa kita telusuri, kita ada datanya," pungkas Donny.