JATIMTIMES - Jika hendak melancong ke pulau Dewata Bali melalui jalur darat dari arah barat, biasanya diarahkan untuk melintasi jalur laut dengan menggunakan kapal.
Kapal penumpang akan menyeberang Selat Bali, dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Jika diperhatikan, kapal penyeberangan biasanya melalui jalur berputar.
Baca Juga : Suka Bahasa Arab, Sultan Agung Ubah Bahasa Jawa dari A ke O
Padahal secara jarak, estimasi waktu yang bisa ditempuh kapal untuk menyeberang akan lebih cepat jika kapal memilihi rute lurus terus.
Hal itu membuat banyak orang penasaran, apa alasan sebenarnya kenapa menyeberang dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk Bali harus lewat jalur samping.
Berikut ini beberapa alasan rute yang biasanya digunakan kapal penumpang Banyuwangi ke Bali, dikutip dari pemerhati kebencanaan Instagram @banjarnahor.
1. Perairan Palungan
Banjar Nahor menjelaskan jika alasan mengapa tidak memilih jalur lurus adalah karena akan berbahaya. Menurut dia, karakteristik perairan Selat Bali berupa palungan.
Palungan sendiri memiliki karakteristik perairan laut di mana jika dilihat permukaannya datar akan tetapi arus bawahnya sangat kuat.
Oleh karena itu, banyak nahkoda yang menghindari palung laut karena akan berbahaya jika dilewati. Sebab arus bawahnya yang sangat kuat.
2. Bahan Bakar Boros
Selain alasan berbahaya, nahkoda memilih tak menyeberang dengan rute lurus agar tidak boros bahan bakar.
Sebab saat kapal melawan arus secara kuat tentu akan membutuhkan energi yang lebih besar. Dan energi yang lebih besar tersebut akan lebih banyak membutuhkan bahan bakar.
Baca Juga : Zaman Firaun Dulu Sumatera Punya Julukan Swarnadwipa, Simak Penjelasannya!
Demikian ulasan tentang alasan menyeberang Selat Bali tak boleh gunakan rute lurus.