JATIMTIMES - Raja Mataram terbesar Sultan Agung ternyata menyukai bahasa Arab. Saking sukanya, Sultan Agung bahkan merubah bahasa Jawa dan kalender Jawa. Hal itu seperti disampaikan Ustaz Salim A Filah saat berceramah.
Menurut pendakwah asal Yogyakarta tersebut "Ro, dho, o" itu ternyata bahasa jawa baru. Yakni baru ada sejak zaman Sultan Agung.
Baca Juga : Wisatawan dan Pedagang Tak Peduli Lingkungan Alun-Alun Kota Batu, Pj Wali Kota Bakal Ambil Langkah Tegas
"Pada masa Majapahit, bahasa Jawa nggak ada O adanya A. O itu baru ada di masa Sultan Agung. Kenapa? Karena raja Mataram terbesar yang namanya Sultan Agung itu senang bahasa Arab," kata Ustaz Salim A Filah, dikutip YouTube Marwah TV.
Menurut ustaz Salim, Sultan Agung suka mendengar huruf hijaiyah "Ro, Dho, Tho, Ko".
"Dengar aksara ro dho tho ko, kok bagus ya, maka itu dipake ke bahasa Jawa. Dulu ya, namanya Gajad Mada, bukan Gajah Modho. Dulu, namanya ya kertanegara bukan kertonegoro. Jadi bahasa jawa sebelum sultan agung itu semuanya A," terang ustaz Salim.
Jadi kata Ustaz Salim, bahasa Jawa yang asli Mataram itu adalah Bahsa Jawa asli Ngapak, Banyumas. Sementara Bahasa Jawa yang dipakai Solo dan Yogyakarta adalah bahasa Jawa kreasi Sultan Agung.
"Yang bahasa jawa dipakai di Solo dan Jogja itu bahasa Jawa kreasinya Sultan Agung, yang karena senang bahasa arab. Ada huruf arab, ro, dho, tho, itu maka kemudian itu beliau pakai untuk bunyi bahasa jawa. Keren ya," tandas Ustaz Salim.
Baca Juga : China Budidayakan Tanaman Asli Jawa yang Sudah Mulai Langka
Tak hanya bahas Jawa, Sultan Agung juga disebut membuat inovasi kalender jawa. Di mana jika dulunya kalender jawa semula tahun saka itu perhitungannya berdasar matahari, lalu diubah tahun jawa menjadi perhitungan qomariyah.
"Dari muharram jadi suro, safar jadi sapar dan seterusnya. Itu diubah perubahannya di tahun 1633 menjadi perhitungan tahun qomariyah," kata Ustaz Salim.