JATIMTIMES - Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji akan menghukum berat orang-orang yang dinyatakan bersalah atas kecelakaan kereta api yang mematikan di Odisha, India timur, pada Jumat (2/6/2023) malam.
Melansir laporan BBC News setidaknya 288 orang tewas dan lebih dari 800 terluka dalam insiden kecelakaan yang melibatkan dua kereta penumpang dan kereta barang tersebut.
Baca Juga : Kisah Jasad Abuya Sayid Muhammad Al Maliki yang Tetap Utuh dan Wangi Meski Telah Dikubur 5 Tahun Lamanya
Beberapa pejabat India menyebutkan bahwa upaya penyelamatan telah selesai. Semua penumpang yang terjebak terluka dan telah dievakuasi.
Modi telah mengunjungi tempat kejadian dan menyebut bahwa insiden kecelakaan kereta api itu sebagai insiden "menyakitkan". Dia juga telah bertemu dengan para korban bencana di rumah sakit, dan bersumpah bahwa pemerintahnya akan memberikan perawatan bagi mereka yang terluka.
Hingga saat ini, masih belum jelas apa yang menyebabkan tabrakan beberapa kereta api di distrik Balasore. Oleh karenanya, tim pemerintah India telah melakukan investigasi terkait kecelakaan tersebut. Meskipun Menteri Pendidikan Dharmendra Pradhan menyalahkan ada "kesalahan teknis" dalam kecelakaan itu.
Setidaknya ada sekitar 2.000 penumpang yang diperkirakan berada di dalam dua kereta penumpang yang terlibat kecelakaan.
Beberapa pejabat India menjelaskan kronologi kecelakaan bermula saat beberapa gerbong dari Coromandel Express, yang melakukan perjalanan antara Kolkata (sebelumnya Calcutta) dan Chennai (sebelumnya Madras), tergelincir sekitar pukul 19:00 (13:30 GMT) setelah menabrak kereta barang stasioner. Namun masih belum jelas bagaimana Coromandel Express berakhir di jalur yang sama dengan kereta barang.
Lantas beberapa gerbong Coromandel Express yang berada di jalur sebaliknya ditabrak oleh kereta lain yang melaju ke arah berlawanan - Howrah Superfast Express yang melakukan perjalanan dari Yesvantpur ke Howrah - bertabrakan dengan gerbong yang tergelincir.
Baca Juga : Tuntut Keadilan, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tegaskan Golput Saat Pemilu
"Kekuatan yang menyebabkan kereta bertabrakan mengakibatkan beberapa gerbong hancur," ucap Atul Karwal, Kepala Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRF) kepada kantor berita ANI.
Sejauh ini, hampir 200 penumpang dari lokasi kecelakaan kereta api telah dibawa masuk ke rumah sakit dan jumlahnya terus meningkat.
Mukesh Pandit, salah satu korban yang terjebak selama setengah jam sebelum diselamatkan, mengatakan kepada BBC News bahwa dia mendengar "suara gemuruh" sesaat sebelum gerbong terbalik.
"Empat penumpang yang berangkat dari kampung saya selamat, tapi banyak yang luka-luka atau masih hilang. Banyak yang meninggal di gerbong yang saya tumpangi," tambahnya.