JATIMTIMES - Abuya Sayid Muhammad Al Maliki merupakan seorang ulama Sunni dari Makkah, Arab Saudi. Ia dikenal sebagai mujaddid abad ke-20 dan ke-21.
Semasa hidupnya, ia pernah dituduh melakukan bid'ah dan syirik oleh kaum wahabi. Beliau meninggal pada 29 Oktober 2004 di Mekkah dan dikuburkan di Jannatul Muala.
Baca Juga : Sukses LPTK UIN Malang dalam Program Pendidikan Profesi Guru, Kemenag RI Beri Penghargaan Prestisius
Sudah menjadi peraturan kuburan Jannatul Muala setiap orang yang meninggal dan dikubur di sana, maka satu tahun setelah kematiannya kuburan akan dibongkar dan akan diisi oleh jenazah yang lain.
Hal itu juga terjadi pada kuburan Abuya Sayid Muhammad Al Maliki. Setelah satu tahun, kuburan beliau dibongkar oleh para petugas.
Namun, alangkah terkejutnya para petugas itu mendapati jenazah Abuya Sayid yang masih utuh serta mengeluarkan aroma wangi. Dengan adanya peristiwa itu, para petugas mengurungkan niatnya untuk memindahkan jenazah Abuya Sayid.
Lalu, setelah dua tahun para petugas kembali melakukan pembongkaran pada makam Abuya Sayid. Namun, peristiwa satu tahun yang lalu kembali terjadi. Bahkan kali ini para petugas mendapati kuku dan rambut Abuya Sayid yang memanjang. Para petugas kemudian lagi-lagi mengurungkan niatnya untuk memindahkan jenazah Abuya Sayid.
Selanjutnya, setelah 5 tahun berlalu para petugas kembali mendatangi kuburan Abuya Sayid dan membongkarnya. Tapi, lagi dan lagi peristiwa yang sama kembali terjadi.
Dengan adanya kejadian-kejadian itu, para petugas akhirnya memutuskan untuk tidak membongkar dan membiarkan makam Abuya Sayid.
Bahkan, dengan adanya peristiwa itu banyak dari petugas yang mulai mengikuti ajaran Abuya Sayid.
Cerita itu dikisahkan oleh akun Tiktok @Ferry Rinaldi, yang mana akun tersebut memang kerap mengangkat kisah para nabi serta ulama dan waliullah.
Sebagai informasi tambahan yang dilansir dari berbagai sumber, Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki adalah seorang Sayyid, keturunan mulia yang nasabnya bersambung langsung dengan Nabi Muhammad SAW melalui cucunya, Imam Al-Hasan bin Ali RA. Beliau merupakan pewaris keluarga Al-Maliki Al-Hasani di Mekkah yang sudah dikenal banyak kalangan.
Sayyid Al-Maliki lahir di Mekkah Arab Saudi pada tahun 1944 Hijriah. Dia meninggal dunia pada 29 Oktober 2004, Mekkah, Arab Saudi.
Baca Juga : Bangga, Video Jawara Lomba Video Pendek Perumda Tirta Kanjuruhan akan Dijadikan Media Promosi
Selama hidupnya, Sayyid Al-Maliki dikenal sosok guru yang rendah hati. Dia memiliki keilmuan yang tinggi di berbagai, seperti bidang, Aqidah, Tafsir, Hadits, Sirah hingga Ushul Fiqih.
Sosok Sayyid Ismail merupakan ulama yang sabar dengan semua masalah yang dihadapinya. Seperti ketika ada pendapat yang berlawanan dengan ulama lain dan bertentangan dengan dirinya. Sayyid Al-Maliki menerima hal tersebut dan mengambil hikmah Serta berusaha menjernihkan masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang lebih baik.
Sayyid Al Maliki selalu menghindari perpecahan antar Umat Islam. Dia mengetahui bahwa perpecahan adalah kelemahan umat Islam, apalagi terjadi pada ulama, sehingga umat akan menjadi bingung.
Sayyid Muhammad Al-Maliki selalu menerima tamu setiap bulan Ramadhan dan hari raya di rumahnya. Bahkan, Sayyid Muhammad Al-Maliki mendidik para muridnya hingga menjadi ulama-ulama hebat ke berbagai pelosok dunia.
Ribuan muridnya bukan hanya menjadi Kiai atau ulama melainkan juga masuk ke dunia pendidikan, pemerintahan hingga dakwah. Sayyid Muhammad Al-Maliki menggratiskan makan, dan minum dan tidak dipungut biaya sepeser pun. Sayyid Muhammad Al-Maliki memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku
Kemudian, setelah ilmunya dianggap cukup selama belajar beberapa tahun, para murid dipulangkan ke negara masing masing untuk mensyiarkan Islam.
Adapun beberapa murid Sayyid Al-Maliki asal Indonesia yang menjadi ulama besar diantaranya KH Maimoen Zubair, KH Ubaidillah Faqih, KH Ali Imran, KH Thohir al-Kaff, Habib Abdul Qadir al-Haddad. Selain itu, jug ada Habib Muhammad al-Haddad, KH Ihya' Ulumuddin, Habib Naqib Madura, KH Ali Karror, KH Muhaimin dan lainnya. Mereka semua memiliki peran penting dalam mengembangkan Islam di Indonesia.