free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Bagaimana Harusnya Umat Islam Menyikapi LGBT, Ini Penjelasan Syeikh al-Habib Ali Al-Jufri

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

27 - May - 2023, 01:17

Placeholder
Ulama dan da'i muda yang nama dan kiprahnya dikenal luas di berbagai negeri muslim Syeikh al-Habib Ali Al-Jufri (foto: Twitter)

JATIMTIMES - Ulama dan da'i muda yang nama dan kiprahnya dikenal luas di berbagai negeri muslim, Syeikh al-Habib Ali Al-Jufri menjelaskan soal sikap dan pedoman yang seharusnya diterapkan umat islam dalam menyikapi para Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). 

Melansir utas akun Twitter penulis dan pendiri Faktabahasa Erlangga Greschinov mengutip ceramah Habib Ali Al-Jufri. Dalam penjelasannya ada 2 sisi ekstrem umat Islam dalam menanggapi LGBT. Di antaranya, golongan yang menormalisasi LGBT dan membenarkan perbuatan tersebut. Kedua, golongan yang menyerukan pelaku LGBT agar dibunuh, diasingkan, dan seterusnya.

Baca Juga : Tebar Manfaat, BPJS Ketenagakerjaan Trenggalek Serahkan Santunan ke Ahli Waris Guru SMK Islam 1 Durenan

"Beliau (Habib Ali Al-Jufri) memperingatkan kita agar menghindari 2 sisi ekstrem ini," ungkap @grecinov, dikutip Kamis (26/5/2023). 

Lebih lanjut, Habib Ali Al-Jufri menjelaskan bahwa masalah LGBT berangkat dari beberapa permasalahan. Pertama, berangkat dari sisi problem gender atau jenis kelaminnya, sedangkan yang kedua dari sisi respon orang tersebut terhadap problem yang dimilikinya. Dalam hal ini, Habib Ali Al-Jufri menjabarkan beberapa penjelasan sebagai berikut: 

1. Bahwa sebagian orang yang terlahir dengan kasus tubuh yang berbeda-beda. Di antaranya, kasus tubuh memiliki dua kelamin (pria dan wanita), tidak jelas jenis kelaminnya saat dilahirkan, atau tak punya kelamin. 

Maka, dalam kasus ini umat Islam tidak diperbolehkan untuk merendahkannya. Sebab keadaan seperti itu telah diciptakan Allah (sama seperti difabel).

Orang yang terlahir dengan dua kelamin, harus didukung keluarga atau masyarakat agar dia mau memperjelas keadaannya secara medis. Misal dari dua kelamin tersebut lebih aktif yang laki-laki maka diperkuat hormon laki-lakinya, begitu pula sebaliknya.

2. Bahwa sebagian orang ada yang secara jenis kelamin tidak ada permasalahan (jelas dia pria dan wanita), hanya dia merasa tidak terlahir dengan tubuh tersebut (wanita merasa dirinya pria, begitu pula sebaliknya), ini kaitannya dengan mental, pola pengasuhan, dan lingkungan.

Maka untuk yang kedua adalah termasuk bentuk cobaan dari Allah. Orangnya seperti ini harus dihargai hak-hak kemanusiaannya dan orang tersebut harus bersungguh-sungguh menangani permasalahannya tersebut (tidak dibiarkan merasa begitu dan pasrah apa adanya saja).

Lebih lanjut, Habib Ali Al-Jufri juga membagi kasus LGBT menjadi 4 golongan, yakni sebagai berikut:

1. Kelompok LGBT yang punya nafsu homoseksual, tetapi berusaha menepis nafsu tersebut.

Orang yang termasuk di golongan ini tidak berdosa, justru diharapkan mendapatkan pahala jihad atau syahid. Karena dia telah melawan dirinya sendiri untuk menekan nafsu terhadap hal-hal yang dilarang. Dia juga berusaha mencari rida Allah, maka orang seperti ini harus dirangkul dan didukung.

2. Kelompok LGBT yang punya nafsu homoseksual, melakukan hubungan seksual sesama jenis, tetapi ia terus bertaubat dan tak membenarkan perbuatan tersebut.

Golongan orang yang kedua ini punya hasrat homoseksual dan lemah dalam menahannya. Orang ini melakukan, lalu menyesal dan bertaubat, begitu terus berulang. Namun orang ini tidak terang-terangan membanggakan diri terhadap perbuatannya. Orang ini jelas diharapkan mendapatkan ampunan dari Allah.

Baca Juga : Tingkatkan SDM Muda NU, NBI Luncurkan Program Nawa Cita 

3. Kelompok LGBT yang melakukan hubungan seksual sesama jenis, membenarkan perbuatan tersebut tak merasa salah dengan perbuatan itu.

Sedangkan untuk orang yang ketiga ini, orang yang tak hanya melakukan hal tersebut, tetapi juga tidak ada keinginan berubah/bertaubat terhadap nafsu terlarang itu. Orang seperti ini dimurkai Allah karena dalam Islam tak ada celah yang mengatakan bahwa LGBT dibolehkan.

Orang golongan ketiga ini mencari pembenaran bahwa nafsunya normal dan pada akhirnya ia tetap menyombongkan diri (tidak mau menerima kebenaran bahwa LGBT salah). Ini berbahaya bagi dirinya dan masyarakat. Sekali pun ada organisasi/institusi yang mendukung hal tersebut.

4. Kelompok LGBT yang melakukan hubungan seksual sesama jenis, membenarkan, dan mengajak orang lain untuk menormalisasi perbuatan tersebut.

Kemudian yang terakhir golongan keempat ini adalah golongan orang LGBT yang tidak hanya membenarkan, melainkan juga menuntut masyarakat dan negara untuk menormalisasi orientasinya soal LGBT. Ini jelas bahaya besar bagi masyarakat dan pemerintah. Dan harus serius ditindak dan dihentikan.

Dalam penjelasan Habib Ali Al-Jufri, sanksi atau hukuman harus dilakukan oleh negara (masyarakat atau individu tak berhak melakukan penghakiman sendiri). Karena golongan keempat ini berusaha mengajak orang lain untuk membenarkan pemikiran tersebut.

Sebagai penutup, Habib Ali Al-Jufri memberikan nasihat bagi kaum LGBT agar jujur kepada Allah. "Jagalah salat, dan jangan pedulikan penilaian orang, selama punya kesungguhan utk memperbaiki keadaan. Seberapapun sering terjatuh dlm maksiat, jangan putus asa, kembalilah kepada Allah," ungkap Habib Ali Al-Jufri, dikutip @grecinov. 

"Dan takutlah jika menyerukan atau mengajak orang lain untuk menormalisasi hal tersebut (LGBT), itu karena LGBT mendatangkan bahaya besar. Sebab tidak semestinya penyimpangan itu diterima dan dianggap normal," pesan Habib Ali Al-Jufri. 

Selain itu, Habib Ali Al-Jufri berpesan agar tidak menyerukan ujaran kebencian terhadap kaum LGBT. 

"Maka janganlah melakukan hal tsb. Bayangkan jika anak kita termasuk ke dalam LGBT atau diri kita sendiri termasuk LGBT. Aturan syariat tetap ada dan tegas, tetapi kemanusiaan itu juga penting, sebelum keberagamaan," tandas Habib Ali Al-Jufri. 


Topik

Agama Habib Ali Al-Jufri LGBT umat Islam



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri