JATIMTIMES - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memberangkatkan Pawai Ketupat yang bertajuk “Grebek Syawal 1000 Ketupat” sekaligus Launching Desa Wisata Sidomulyo di lingkungan Dusun Tempuran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Sabtu (29/04/2023) sore.
Event Grebek Syawal 1000 Ketupat ini adalah tahun ketiga dimana di inisiasi oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Sidomulyo. Dalam kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai ajang untuk memamerkan puluhan produk UMKM Desa Sidomulyo.
Baca Juga : Wabup Didik Minta ASN Pemkab Malang Inovatif dan Responsif dalam Bekerja
Dalam sambutannya Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri mengatakan, Desa Sidomulyo sejatinya memiliki potensi yang baik. Oleh sebab itu, desa wisata harus semakin dikembangkan dan terus diperhatikan.
“Desa Sidomulyo ini sedang berkembang menjadi salah satu destinasi wisata. Karena Sidomulyo adalah akses utama yang dilewati Ketika mau ke Gunung Kelud,” kata Mas Dhito.
Sementara itu ditemui seusai acara, Bambang Erwanto Kepala Desa (Kades) Sidomulyo mengatakan, kegiatan ini adalah agenda rutin tahunan, yang dilaksanakan di setiap bulan syawal setelah idul fitri. Event ini adalah hasil musyawarah oleh semua lembaga melalui Musyawarah Desa (Musdes).
“Event ini adalah kali Ketika, hasil musyawarah antar lembaga melalui Musdes. Ini kita konsep, desa itu harus punya arah. Arahnya kemana? Muaranya nanti di desa wisata. Kita bukan menuju ke desa industri atau desa pendidikan, namun yang praktis efisien adalah desa wisata. Dengan memanfaatkan kreativitas masyarakat yang ada,” jelasnya.
Bambang menambahkan, Desa Wisata Sidomulyo ini menawarkan berbagai potensi yang akan terus dikembangkan di antaranya, kuliner sate kelinci, seni budaya jaranan dan lesung, wisata air Sumber Ganggong serta UMKM aneka olahan khas Desa Sidomulyo. Dan yang tidak kalah penting sarana penunjang lainnya seperti sudah disiapkan 10 homestay untuk pengunjung yang ingin bermalam di Desa Wisata Sidomulyo.
“Dengan desa wisata ini ke depan, semoga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang nantinya juga berdampak baik pada PAD Desa,” tambahnya.
Sementara itu ditemui seusai acara, Imam Mubarok Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) menambahkan, event seperti ini sangat bagus dan menarik, namun pihaknya berpesan ke depan harus terus digali dengan menguatkan makna-makna filosofi di setiap kegiatan yang sifatnya tradisi atau event tahunan. Dicontohkan dengan kupat ini bermakna, nyukupne barang papat yang di antaranya Puasa Ramadan, Sholat Tarawih, Zakat Fitrah lalu Sholat Idul Fitri.
Baca Juga : Rawat Tradisi Lebaran Ketupat, KBP Gelar Riyayan Kupatan dan Kartini Menari
“Kenapa kupat itu bentuknya segi empat? Itu bermakna nykupne barang papat. Kupat itu kiblat papat kalimo pancer, kupat itu sebelum diisi dalamnya kosong suwung kasuwungan, kemudian di isi beras dengan harapan warna putih semoga menjadi fitrah. Itu yang terpenting urgensi dari kupatan itu sendiri,“ terang Gus Barok sapaan akrab Imam Mubarok.
“Ke depan kami dari DK4 menitipkan pesan harus terus digali dengan mengedepankan kekuatan makna-makna filosofi. Dan desa-desa wisata ini perlu digarap dengan sebaik mungkin sehingga bisa menjadikan destinasi wisata bagi pengembangan, khususnya memperkuat tagline Kediri Berbudaya,” tandasnya.
Perlu diketahui turut hadir dalam kegiatan ini mendampingi Bupati Kediri, Sekertaris daerah Kabupaten Kediri, Kepala Disbudparpora, Camat Wates, Puluhan Lurah dan ratusan masyarakat desa Sidomulyo.(adv)