JATIMTIMES - Selain memberikan pelatihan khusus secara bertahap ke tenaga kesehatan (nakes) puskesmas untuk membedah tikus, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung juga melakukan antisipasi penyebaran leptospirosis.
Kepala Dinas Kesehatan Kasil Rochmad melalui bagian Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka mengatakan, pengendalian terhadap penyakit yang disebabkan oleh hewan tikus ini harus dipahami masyarakat secara umum.
Baca Juga : BLC Incubator Gelar Inkubasi Koperasi di Nusantara, Tekankan Digitalisasi
"Meningkatkan gaya hidup yang bersih dengan personal agency yang bagus. Setiap berkegiatan khususnya yang berhubungan dengan tanah yang becek dan berair harus memakai sepatu atau plastik," kata Didik Eka, Kamis (9/3/2023).
Tujuannya, menurut Didik, agar jika ada luka di kaki bakteri leptospira tidak masuk dalam kaki yang memungkinkan orang terkena penyakit yang kian hari banyak memakan korban ini.
"Sisa makanan malam yang mungkin dipergunakan pada esok harinya harus ditutup dengan rapat. Sehingga tidak tercemar urine tikus saat mencari makanan," ujarnya.
Kebersihan lingkungan mulai dari kandang, dapur dan tempat ternak agar tidak dijadikan tempat bersarang tikus "Diusahakan seminim mungkin agar tikus tidak di rumah, Upayanya dilakukan gropyokan tikus secara periodik bersama masyarakat sekitar," ungkapnya.
Sedankan untuk tenaga kesehatan yang telah dilatih nantinya akan melakukan penelusuran atas sebaran leptospirosis yang sudah menjangkit di sejumlah wilayah Tulungagung.
Baca Juga : Dirjampelkes BPJS Kesehatan Tekankan Kolaborasi untuk Tingkatkan Layanan Kesehatan
Dari hasil pembedahan tikus yang dilakukan untuk memeriksa ginjal tikus, ada dua kasus yang dinyatakan positif.
Perlu diketahui, pada awal tahun 2023 di Tulungagung ini terjadi tujuh kasus leptospirosis. Tiga penderita di antaranya meninggal dunia.
Oleh karena itu, Dinas kesehatan Kabupaten Tulungagung saat ini gencar melakukan pengendalian agar dapat memutus rantai penularan.