JATIMTIMES - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang terus melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah angka pengangguran. Salah satunya melalui pelatihan yang dilakukan oleh Bidang penempatan tenaga kerja (penta).
Pada tahun 2022 lalu, ada sebanyak 371 warga Kabupaten Malang dari beragam elemen yang telah diberi pelatihan. Total ada enam jenis pelatihan yang diberikan.
Baca Juga : Tekan Angka Stunting, Dinkes Batu Berikan Tambahan Nutrisi untuk Balita
Yakni, pelatihan digital marketing dengan sasaran pencari kerja dan petani tembakau. Kemudian, pelatihan olahan ikan dengan sasaran disabilitas. Selanjutnya, pelatihan roti dan kue dengan sasaran purna pekerja migran Indonesia (PMI).
Bidang Penta juga memberikan pelatihan dan sertifikasi kompetensi bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI). Tujuannya, untuk membekali mereka dengan kemampuan yang mumpuni sebelum mengadu nasib ke luar negeri.
Selanjutnya dari bidang pelatihan dan produktivitas (Lattas), yang menyiapkan pelatihan berbasis kompetensi. Serta menyiapkan mental siswa sekolah menengah kejuruan (SMK), dari pola pikir seorang pelajar menjadi pekerja yang kompeten.
Tahun 2022 lalu, Bidang Lattas berhasil melatih 356 warga Kabupaten Malang melalui kegiatan pelatihan berdasarkan unit kompetensi. Berdasarkan data dari Disnaker Kabupaten Malang, 356 peserta pelatihan tersebut merupakan buruh pabrik rokok dan petani tembakau yang tersebar di Kabupaten Malang.
Jika ditotal, ada 13 kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bidang Lattas dengan lima jenis pelatihan. Yakni menjahit, menyablon, membatik, bahasa Inggris dan barista.
Jenis pelatihan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sementara itu, menurut Kepala Disnaker Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo pihaknya juga terus memantau perkembangan masyarakat setelah mendapat pelatihan dari Disnaker.
Baca Juga : Semarak Festival Mantap Indonesia Bank Mandiri Taspen di Kediri
“Pelatihan-pelatihan yang kami berikan ini, memiliki maksud dan tujuan untuk membekali para pesertanya dengan kemampuan tambahan yang bermanfaat bagi mereka dan mendorong untuk menjadi wirausaha baru," ujar Yoyok.
Dan dari catatan Disnaker, saat ini sudah ada beberapa alumni pelatihan yang digelar Disnaker yang telah diserap oleh lapangan kerja. Tentunya, pekerjaan yang didapat juta telah sesuai dengan keahlian masing-masing.
Selain itu, pembekalan yang diberikan kepada masyarakat juga dimaksudkan untuk memberi wawasan. Artinya, berbekal ilmu yang didapat melalui pelatihan, tidak menutup kemungkinan masyarakat yang bersangkutan bisa berwira usaha.
"Jika sudah memiliki usaha, maka harapannya dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan menyerap tenaga kerja,” pungkas Yoyok.