JATIMTIMES - Para kepala desa asal Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, sambangi pendapa untuk melalukan audiensi. Dengan didampingi Camat Kedungwaru, Hari Prastijo, para kepala desa ini disambut langsung Bupati Tulungagung, Maryoto Bhirowo, Kamis (19/1/2023).
Menurut keterangan salah satu kepala desa, Agus Waluya yang juga Kades Plosokandang ini, maksud kedatangannya bersama camat tak lain ingin meminta agar stimulus Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) tetap diberikan.
Baca Juga : Kuliner Nasi Minyak di Surabaya Viral, Netizen Perdebatkan Risikonya
"Kita ingin dikembalikan seperti pada tahun 2021 lalu, dimana stimulus BPHTB tetap. Pasalnya, saat ini sudah dicabut dan tidak ada stimulus," kata Agus Waluya.
Kades yang akrab disapa dengan sebutan Jenderal ini menerangkan, jika stimulus BPHTB dicabut maka wajib pajak akan keberatan karena naiknya Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) sebelumnya.
"Kasihan wajib pajak, harus menanggung nilai cukup besar akibat dicabutnya stimulus ini," ujarnya.
Menurut Agus Jenderal, para Kades ini ingin menyampaikan ke Bupati Maryoto Bhirowo agar stimulus tidak dicabut pada tahun ini.
"Kita ingin masih tetap ada stimulus, masyarakat biar terbantu di tengah ekonomi yang belum sepenuhnya pulih ini. Selama ini tidak ada kejelasan akan ditiadakan stimulus itu," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Hari Prastijo atau Yoyok mengatakan kebijakan ini berlaku untuk seluruh warga Tulungagung. Namun, para Kades di Kedungwaru mengeliminir agar tidak menjadi bola liar dan gerakan besar.
"Kita ingin masalah ini dikembalikan agar tetap diberi stimulan," ucap Yoyok.
Para kepala desa menurut Yoyok meminta agar stimulus yang dicabut 100 persen ini dikembalikan, yakni pemerintah kabupaten tetap memberikan stimulan sebesar 15 persen.
Baca Juga : Ratusan Burung Dilepasliarkan di TN Bali Barat setelah Gagal Diselundupkan ke Jawa
"Kita tetap minta ada stimulan 15 persen, sambil menunggu sosialisasi yang akan dilakukan Bapenda," tuturnya.
Bupati Tulungagung, Maryoto Bhirowo usai menerima belasan kepala desa ini mengatakan tahapan pelaksanaan kenaikan NJOP para kades menyampaikan keberatan jika stimulus dicabut.
"Masyarakat merasa keberatan, para kepala desa minta seperti tahun lalu," kata Maryoto.
Atas keberatan ini, masyarakat meminta agar stimulus saat itu dipertahankan tidak dicabut.
"Ketika diturunkan sampai nol, ini memang memberatkan. Saya menyetujui, dengan harapan yang penting tidak memberatkan," paparnya.
Bupati memastikan, akan tetap memberikan stimulan 15 persen seperti tahun sebelumnya.