JATIMTIMES - Baru-baru ini fenomena solstis dikait-kaitkan dengan adanya teror gola yang ada di Gorontalo. Bahkan beredar juga pada malam hari saat tanggal 21 Desember 2022, masyarakat Gorontalo diminta tak keluar rumah. Seperti video yang diunggah @coklatituenak.13 yang menuliskan 'hati-hati tanggal 21 Desember ini, jangan keluar malam'.
"Teror Gola hantui warga Gorontalo," lanjut tulisan video tersebut.
Baca Juga : 2 Juta Batang Rokok di Kota Batu Dimusnahkan, Gunakan Alat Mesin Pirolisis di TPA
Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait hubungannya antara teror Gola yang tengah ramai diperbincangkan di Gorontalo itu dengan fenomena Solstis yang terjadi pada 21 Desember.
Dalam beberapa video lainnya soal teror Gola yang ramai di Gorontalo juga memperlihatkan sejumlah warga keluar rumah membawa parang dan kayu tengah malam disebut karena ada teror Gola. Insiden itu disebut terjadi di Desa Payu, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo. Video itu pun membuat warganet bertanya-tanya tentang apa itu teror Gola.
Menghimpun beberapa informasi disebutkan Gola dalam istilah bahasa Gorontalo adalah penculik anak. Gola berkeliaran untuk menculik dan mengambil organ dalam milik korbannya.
Terkait ramainya teror Gola itu, pihak kepolisian buka suara. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) Gorontalo Kombes Wahyu Tri Cahyono menyebut teror Gola hanyalah mitos.
"Karena sejauh ini kami belum pernah mendapati bukti ataupun laporan tentang Gola, hanya saja disebarkan oleh masyarakat melalui media sosial sehingga menimbulkan keresahan," ungkapnya dilansir Kompascom, Rabu (21/12/2022).
Pihaknya pun meminta agar masyarakat tidak perlu resah akan isu tersebut. "Silakan isu tersebut disikapi dengan meningkatkan sistem keamanan lingkungan masing-masing," katanya.
Baca Juga : Kloset MCC yang Viral, Kini Telah Diberi Penyekat
Sementara itu diberitakan sebelumnya, terkait fenomena Solstis yang terjadi pada 21 Desember 2022, menurut Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset Antariksa Emanuel Sungging, masyarakat tak perlu khawatir akan datangnya fenomena solstis.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, setiap tahun juga terjadi. (fenomena solstis) Buat masyarakat di utara menjadi patokan sudah masuk musim dingin," kata Emanual.
Melansir dari The Franklin Institute, fenomena solstis terjadi dua kali setahun, yakni pada Juni dan Desember. Fenomena ini terjadi untuk menandai awal musim dingin atau awal musim panas. Dinamakan solstis karena para astronom zaman kuno melihat matahari tampak diam saat momen ini.