JATIMTIMES - Mengubah tampilan taman di Kabupaten Malang menjadi salah satu upaya yang dilakukan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Pemkab Malang untuk mempercantik tampilan Kabupaten Malang. Baik taman aktif, taman pasif maupun taman koridor.
Namun kegiatan tersebut juga tidak hanya melulu teknis pada kegiatan langsung dalam menghias taman. Artinya ada upaya lain yang dilakukan. Salah satunya juga dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki DPKPCK Kabupaten Malang.
Baca Juga : Bupati Hendy: Wes Wayahe Masjid Al-Ikhlas Menjadi Pusat Kesejahteraan Warga
"Jadi staf kami (DPKPCK) sudah ada yang diberi kesempatan oleh Pemkab Malang untuk mengikuti pelatihan. Seperti pembibitan tanaman, penataan taman, mungkin mainannya seperti apa. Nah hal-hal seperti itu yang akan kita optimalkan untuk tahun 2023 mendatang," jelas Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Taman DPKPCK Kabupaten Malang, Purwoto Agung Wibowo.
Namun begitu, menurut pria yang akrab disapa Bowo ini, soal SDM yang perlu diperbaiki, bukan hanya melulu pada petugas pengelolaan tamannya saja. Namun juga pada sebagian oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Yang biasanya masih melakukan tindakan pengrusakan dekorasi taman.
"Ada sebagian (oknum) masyarakat kita yang seperti itu. Rasa kepemilikannya terlalu tinggi. Jadi misalnya ada dekorasi yang bagus di suatu taman itu diambil. Misalnya bunga, tanaman atau yang lain. Bahkan terbaru, kemarin kita pasang kursi taman di depan Stadion Kanjuruhan, itu juga diambil, padahal itu kursi kita pasang dengan cor," jelas Bowo.
Hal itu tentunya menjadi kendala tersendiri bagi DPKPCK. Sebab selama ini, dirinya mengaku bahwa pihaknya sudah cukup optimal dalam melakukan berbagai upaya untuk mengelola dan mempercantik taman yang ada. Namun masih ada sebagian oknum tak bertanggung jawab melakukan hal sepert itu.
"Tentu jadi kendala. Di sisi lain kita sudah sangat optimal dalam melakukan berbagai upaya. Namun, ternyata masih ada saja oknum tak bertanggung jawab yang melakukan tindakan seperti itu," terang Bowo.
Selain itu, kendala lain yang cukup disayangkan adalah oknum-oknum masyarakat yang menjadikan taman sebagai lokasi tempat membuang sampah. Bahkan menurutnya, hal itu dilakukan dengan sengaja dan dalam kondisi sadar. Untuk kasus seperti ini, biasanya ditemukan di taman-taman koridor.
Baca Juga : Anugerah Desa Terbaik TIK Sampai Puncak, Bupati Sanusi Hadir sebagai Juri Kehormatan
"Wilayah kita kan banyak yang berada di taman koridor. Ternyata banyak orang yang sering lewat, itu mereka memang sengaja buang sampah di area taman," imbuh Bowo.
Sampah-sampah yang dibuang di area taman koridor ini biasanya sudah dibungkus dalam satu kantong plastik. Namun isinya sudah terdiri dari berbagai jenis sampah. Bahkan juga sampai sampah dari popok bayi yang masih belum dibersihkan.
"Jadi kita sudah sering mendengar cerita petugas kami itu mendapatkan jackpot saat membersihkan taman. Jacpot itu bahasanya untuk popok (yang masih ada isinya), lalu saat ada pembersihan dengan memotong rumput, itu popoknya ikut kena, jadi muncrat kemana-mana," pungkas Bowo.
Beberapa hal tersebut tentu menjadi kendala yang menurutnya perlu untuk diubah. Sebab, selain itu, pihaknya sendiri juga memiliki keterbatasan personel untuk pengawasan taman.