JATIMTIMES - Harga ikan gurami di Kabupaten Tulungagung yang akhir-akhir ini mengalami pasang surut, membuat pembudidaya ragu-ragu menjual. Hal ini, dikarenakan harapan yang tinggi, agar harga naik menjelang Natal dan Tahun Baru 2023.
Dalam sebulan ini, harga ikan sempat turun di angka kisaran 25 ribu rupiah timbang kering dan 30 ribu rupiah timbang basah. Namun, kemudian di pertengahan bulan November 2022 lalu harga kembali merangkak naik di kisaran 27-29 ribu rupiah timbang kering dan 33-34 ribu rupiah timbang basah.
Baca Juga : 6 Saksi Mangkir Panggilan Polisi, Begini Kondisi Stadion Kanjuruhan Setelah Dibongkar Tanpa Izin
"Teka-teki, bisa naik harganya atau sebaliknya malah turun," kata Indra, salah satu pembudidaya gurame.
Hal ini menurut Indra, berkaitan dengan cuaca yang belakangan hujan terus menerus di Tulungagung hingga pasar Muara Angke Jakarta.
"Jalur transportasi saat hujan mempengaruhi harga jual, hubungan langsungnya saya tidak tau. Namun, jika hujan masih terus harga bisa tetap murah atau tambah turun lagi," ujarnya.
Di beberapa hari ini, harga mengalami penurunan kembali di 26 ribu rupiah kering dan 30 ribu rupiah timbang basah.
Sementara itu, ketua Asosiasi Pembudidaya Ikan Gurami Tulungagung (Aspigrata), Arifin mengatakan saat ini diketahui serapan hasil panen menurun di tingkat konsumen.
*Kondisi serapan pasar ikan gurami yang menurun, pasti berdampak pada harga jual," ungkapnya melalui pesan tertulis, Jumat (9/12/2022).
Aspigrata kembali menyarankan agar pembudidaya ikan gurami sementara waktu menahan untuk tidak menjual atau memanen.
"Saran saya, pembudidaya untuk menahan panen, karena tidak menutup kemungkinan menjelang natal dan tahun baru bisa naik lagi," paparnya.
Ia kemudian meminta pemerintah daerah hadir untuk membantu pemasaran hasil budidaya andalan masyarakat di Kabupaten Tulungagung ini.
"Semestinya Pemerintah hadir untuk membantu pemasaran. Mungkin ada inisiatif atau terobosan kerjasama G to G, atau dengan pihak swasta," pungkasnya.