JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi bakal memberikan pendampingan trauma healing terhadap korban maupun pelaku perundungan atau bullying yang menimpa anak di bawah umur. Orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang itu juga memastikan akan memberikan bantuan biaya pengobatan terhadap korban.
Hal itu disampaikan oleh bupati yang akrab disapa Abah Sanusi tersebut saat menjenguk korban perundungan di RSI Gondanglegi, Jumat (25/11/2022) petang. "Ya tentunya (akan kami berikan pendampingan trauma healing). Ini nanti dari DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang)," ucapnya.
Baca Juga : Lomba Konten Kreator, Pemerintah Kecamatan Pakisaji Kenalkan Kaliku, Apa Itu?
Pemberian pendampingan trauma healing tersebut tidak hanya dilakukan terhadap korban. Namun juga kepada pelaku perundungan. Hal itu dilakukan mengingat usia pelaku yang masih di bawah umur.
"Pelakunya yang tujuh orang anak itu nanti juga akan diberi pendampingan dari DP3A (Kabupaten Malang)," kata Sanusi.
Nantinya, serangkaian pendampingan trauma healing tersebut bakal melibatkan berbagai unsur terkait. Di antaranya adalah tim psikiater dan dokter. "Jadi juga ada petugasnya, dari psikiater dan dokter," imbuh Sanusi.
Selain bakal memberikan pendampingan trauma healing, Sanusi juga menjamin bakal memberikan bantuan biaya untuk pengobatan korban perundungan.
"Nanti dibantu untuk biaya perawatan (terhadap korban perundungan). Nanti akan dibantu DP3A. Jadi, biaya rumah sakitnya akan kami bantu," ungkap Sanusi.
Sebagaimana yang telah diberitakan, siswa kelas 2 sekolah dasar (SD) asal Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, ini sempat mengalami koma lantaran dikeroyok kakak kelasnya. Pelaku disebut berjumlah tujuh orang.
Baca Juga : Bantu Korban Gempa, Polres Blitar Kota Kirim Ribuan Paket Sembako ke Cianjur
Setelah menjalani serangkaian perawatan medis di RSI Gondanglegi, kondisi bocah kelas 2 SD tersebut berangsur membaik. Bahkan saat dijenguk Bupati Sanusi yang didampingi Wakil Bupati (Wabup) Malang Didik Gatot Subroto dan Kepala DP3A Kabupaten Malang Arbani Mukti Wibowo, korban sudah bisa diajak berkomunikasi.
"Sementara ini anaknya baik, responsnya juga baik. Terus diajak komunikasi tadi nyambung. Cuma masih enggan bicara," ucap Sanusi saat ditemui awak media usai menjenguk korban perundungan di RSI Gondanglegi.
Menurut Sanusi, kondisi korban yang masih enggan berbicara tersebut disebabkan masih mengalami trauma. "Yang jelas, dia masih trauma karena habis mengalami seperti itu (perundungan)," tukasnya.