JATIMTIMES - Perubahan perilaku masyarakat di Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember yang sebelumnya banyak melakukan BAB (Buang Air Besar) di sungai terus berkurang, dan mulai menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) diapresiasi Muspika Sukorambi.
Dengan banyaknya perubahan perilaku masyarakat ini, Drs. Gaguk Budi Santoso selaku Camat Sukorambi optimis tahun 2023 Kecamatan Sukorambi bisa zero dari angka stunting, hal ini disampaikan camat saat melakukan monitoring dan evaluasi terpadu di Desa Jubung.
Baca Juga : Polisi Bongkar Sandiwara Kematian Pria di Bogor yang Viral Bisa Hidup Lagi
"Alhamdulillah melihat penilaian yang dilakukan oleh tim PKK Kabupaten Jember di Desa Jubung, dimana banyaknya perubahan perilaku masyarakat yang sudah PHBS, kami bangga dan optimis Kecamatan Sukorambi tahun depan bisa Zero Stunting," ujar Gaguk.
Gaguk menjelaskan, bahwa untuk tahun 2022 ini, penilaian lomba desa di Kecamatan Sukorambi, pihaknya memilih Desa Jubung, hal ini tidak lepas dari kesiapan pemerintah desanya. Seperti pelayanan Posyandu, tim Kesling (Kesehatan Keliling) yang selama ini selalu aktif dalam memberikan sosialisasi PHBS kepada warganya.
"Untuk tahun ini, kami memang memilih Desa Jubung yang masuk dalam penilaian, karena kami melihat tim yang ada sangat siap, gebrakannya juga nyata dan bisa kita lihat hasilnya, dan saya berharap desa lain di Kecamatan Sukorambi juga bisa melakukan hal yang sama, karena tahun depan juga ada penilaian, dan akan kita gilir desa-desa yang layak," ujarnya.
Bhisma Perdana selaku Kepala Desa Jubung Kecamatan Sukorambi, kepada wartawan mengatakan, bahwa kriteria penilaian memang salah satunya adalah PHBS di lingkungan masyarakat, dimana salah satu tolak ukur PHBS ini adalah adanya jamban di setiap rumah warga.
Dan selama 3 periode dirinya menjabat, dirinya berupaya agar warganya memiliki jamban sendiri di rumahnya dan tidak BAB di sungai, dan sejak dirinya menjabat, dari 3000 KK lebih, saat ini tidak sampai 3 persen jumlah warganya yang belum memiliki jamban, sehingga dirinya optimis pada tahun 2023, seluruh warga di desanya sudah memiliki jamban sendiri.
Baca Juga : Novel Baswedan Angkat Bicara Soal Tragedi Kanjuruhan
“Dari 3000 KK, tidak lebih dari 3 persen yang belum memiliki jamban, dan tahun depan akan kami tuntaskan, dan kami juga bersyukur, PKK dan Dasa Wisma di desa kami bekerja dengan baik, sehingga PHBS di lingkungan masyarakat juga mempengaruhi angka stunting di desa kami,” jelasnya.
Menurut Bhisma, dalam 3 tahun terakhir, jumlah angka stunting di desanya terbilang cukup tinggi, karena mencapai 30 jiwa, namun berkat kerja keras dan upaya yang dilakukannya, jumlahnya saat ini tinggal 2 jiwa saja.
“Insya Allah dengan sisa 2 warga yang masih mengalami stunting ini, tahun depan desa kami bisa zero, alias tidak ada lagi warga yang mengalami stunting,” pungkas Bhisma. (*)