Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Harga Pelet Naik tapi Rendemen Turun, Pembudidaya Ikan Konsumsi di Tulungagung Mengeluh

Penulis : Anang Basso - Editor : Yunan Helmy

10 - Sep - 2022, 21:59

Placeholder
Panen ikan gurami di kolam. (Foto : Anang Basso / Tulungagung Times)

JATIMTIMES - Pembudidaya ikan di Kabupaten Tulungagung  khususnya jenis ikan konsumsi, mengeluh.  Pemicunya, selain musim yang kurang bersahabat, pembudidaya ikan konsumsi mengeluhkan rendemen pelet yang turun drastis.

Rendemen adalah presentasi bobot atau hasil nilai ekonomis dari suatu bahan baku. Semakin tinggi nilai rendemen dari bahan baku, maka semakin tinggi pula nilai ekonomisnya. 

Baca Juga : DPRD Sumbar Ajak Warga Lindungi Hutan  

Perhitungan rendemen pada pembudidayaan ikan didapatkan dengan membandingkan berat masing-masing pelet dengan hasil berat ikan yang didapatkan.

Untuk jenis ikan patin, Hari (51) -pembudidaya di Sumbergempol - mengatakan pelet atau konsetrat pabrik yang digunakan dahulu per zak bisa menghasilkan bobot ikan hingga di atas 25 kilogram. Satu zak pelet bobotnya 30 kilogram.

"Dahulu, minamal bisa keluar timbangan  23 kilogram kalau kita hitung per zak pelet. Sekarang tinggal 17 sampai 18 kilogram dengan merek yang sama," kata Hari.

Selain itu, untuk jenis ikan gurami,  Hari mengatakan jika per zak pelet pada tahun lalu bisa menghasilkan timbang kering diatas 23 kilogram ikan. Sedangkan timbang basah bisa mencapai 20-22 kilogram ikan untuk 1 zak (30 kg) pelet.

"Baru dua Minggu lalu saya panen, rendemen rusak. Per zak hanya keluar bobot 16-17 kilogram saja," ujarnya, Sabtu (10/9/2022).

Masa panen ikan patin dan gurami disebut Hari beda. Untuk Patin, usia 6 bulan sudah panen namun dengan pemberian pakan yang lebih cepat dari gurame. Sedangkan gurami baru bisa panen rata-rata usia ikan 10-12 bulan.

Baca Juga : Di Bawah Rintik Hujan, DPD PKS Kota Malang Gelar Flash Mob Tolak Kenaikkan Harga BBM Subsidi

Turunnya rendemen ini tidak diketahui penyebabnya. Pembudidaya menduga perusahaan konstentrat sengaja mengurangi kandungan baik protein dan bahan lain yang mengakibatkan hasilnya tidak sebagus sebelumnya. "Susahnya lagi, rendemen turun tapi harga pelet terus naik edan-edanan," ucapnya.

Lebih menyedihkan lagi, Hari mengungkapkan harga jual patin tergolong rendah. Sedangkan gurami, meski masih lumayan stabil, kalau dihitung dengan biaya operasional hingga pakan, hanya impas alias sulit ambil untung.

"Apalagi BBM naik, listrik naik tapi belum ada penyesuaian harga hingga saat ini," pungkasnya.


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

Yunan Helmy