JATIMTIMES – Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah (Porsadin) ke-5 tahun 2022 yang digelar setiap 2 tahun sekali, mengantarkan Kafilah (kontingen) Kabupaten Jember menjadi juara umum dalam pekan olah raga yang mempertemukan santri antar madrasah diniyah di 38 kabupaten/kota se-Jatim yang digelar di Kabupaten Bondowoso pada 3 dan 4 September 2022 lalu. Acara tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa’adi.
Ada 16 cabang olah raga dan seni yang dilombakan dalam Porsadin, yakni mulai dari Tahfidz Juz Amma, MQK (Musabaqoh Qiraotul Kutub) Safinatunnajah, Cerdas Cermat Diniyah, Pidato Bahasa Indonesia, Pidato Bahasa Arab, MTQ, Murotal wal Imla’, Kaligrafi, Puisi Islami, Lari Sprint 60 meter dan 80 meter, Bulu Tangkis Tunggal dan Ganda, Tenis Meja Tunggal dan Ganda serta catur cepat.
Baca Juga : Kisah Kakek 20 Tahun Tinggal di Gua, Tinggalkan 7 Anak untuk Bertapa Cari Ilmu
Kafilah Jember sendiri menjadi juara umum setelah beberapa atlet santrinya berhasil menggondal medali dari 11 cabor yang dilombakan. Bahkan 5 diantaranya berhasil menjadi juara 1 dengan menggondol emas dan akan mewakili Provinsi Jatim pada Porsadin Nasional yang diagendakan digelar November 2022 mendatang di Bandung, Jawa Barat.
Kepala Kemenag Kabupaten Jember Muhammad saat ditemui wartawan di ruang kerjanya mengatakan, bahwa Porsadin merupakan kegiatan olah raga dan seni yang khusus diikuti oleh madrasah diniyah. Kegiatan ini untuk ghiroh atau menggelorakan madrasah diniyah dengan strategi di bidang non akademik.
“Prestasi yang dihasilkan dari lulusan madrasah diniyah, selama ini dianggap kurang berkualitas. Oleh karenanya Porsadin ini sebagai wujud untuk mencari bibit-bibit atlet unggul maupun para calon dai. Alhamdulillah Jember bisa menjadi juara umum Porsadin ke V di Bondowoso kemarin,” ujar Muhammad, Selasa (6/9/2022).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Yusfi Hadi Ketua FKDT (Forum Kerukunan Diniyah Takmiliyah) Jember yang menjadi koordinator kafilah dan official peserta Porsadin. Kepada wartawan dirinya mengatakan, kafilah yang mengikuti Porsadin merupakan kafilah yang sebelumnya mengikuti seleksi di tingkat kecamatan.
Namun meski dilakukan seleksi di tingkat kecamatan, tidak semua kecamatan menggelar seleksi kafilah. Dari 31 kecamatan hanya Kecamatan Umbulsari dan Sumberjambe yang menggelar seleksi terbuka. Selebihnya FKDT di tingkat kecamatan asal tunjuk kafilah mengikuti seleksi di tingkat kabupaten untuk diikutkan dalam Porsadin tingkat Provinsi.
“Atlet atau kafilah yang kami kirim untuk mengikuti Porsadin tingkat provinsi ini tidak semua mengikuti seleksi. Hanya 2 kecamatan yang menggelar seleksi secara terbuka, selebihnya asal tunjuk. Hal ini dikarenakan minimnya anggaran operasional yang dimiliki oleh madrasah diniyah. Sehingga bisa dibilang kafilah yang kami kirim untuk mewakili Jember ini adalah modal nekad, karena bakat dan kemauan santri diniyah itu sendiri,” ujar Yusfi.
Berstatus sebagai juara umum dan 5 diantaranya menjadi juara 1, yakni lomba MTQ Putra, Tenis Meja Tunggal Putra, Tenis Meja Tunggal Putri, Tenis Meja ganda Putra dan tenis meja ganda putri sudah dipastikan akan mewakili Jatim dalam Porsadin tingkat Nasional. Lantas bagaimana kesiapan Kemenag dalam mengikuti tingkat yang lebih tinggi?.
Baca Juga : Wali Murid Protes Sumbangan, Komite SMKN 03 Boyolangu Singgung Gubernur Jatim
Mendapat pertanyaan ini, Yusfi menyatakan, bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab Jember terutama dalam mempersiapkan kafilah yang akan berlaga di tingkat Nasional.
“Ya kami akan koordinasi dengan Pemkab Jember karena 5 cabor menjadi juara 1. Otomatis mewakili Jatim di tingkat nasional. Kami harus mempersiapkan atletnya, terutama persiapan-persiapan. Selama ini mereka tidak memiliki pelatih yang profesional, karena memang murni bakat mereka sendiri. Jadi untuk mengikuti lomba di tingkat nasional tentu harus berlatih lagi,” ujar Yusfi.
Yusfi berharap, di sisa waktu yang tinggal beberapa bulan ini, kafilah Jember yang akan berlaga di Porsadin Nasional bisa mendapat perhatian dari Pemkab Jember. Sebab kafilah di Porsadin merupakan santri diniyah dan bukan santri pesantren, bisa dipastikan mereka adalah asli putra daerah Jember sendiri.
“Kalau atlet yang diikutkan dalam Porsadin adalah mereka santri diniyah yang tidak berada di lingkungan pesantren. Sebenarnya banyak kontingen dari pesantren yang mumpuni juga untuk ikut Porsadin, tapi kami memang memberi kesempatan kepada santri diniyah yang ada di luar pesantren agar sama-sama mendapat kesempatan untuk berprestasi. Kalau yang ada di pesantren kan sudah ada sendiri seperti MTQ dan lomba-lomba lainnya yang digelar oleh Pemkab. Selain itu, biasanya kafilah dari pesantren adalah santri yang daerah asalnya tidak hanya dari Jember, tapi juga dari kabupaten lain yang hanya kebetulan mondoknya di Jember. Jadi bisa dikatakan yang ikut Porsadin ini adalah bibit-bibit atlet asli putra daerah,” pungkas Yusfi.