JATIMTIMES - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang krmbali mewabah di Kota Batu menyebabkan puluhan hewan ternak terjangkit. Bahkan yang terbaru, beberapa di antaranya mati hingga sebagian lain harus dipotong paksa.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu mencatat, ada sekitar 36 hewan ternak terjangkit PMK di Januari 2025. Hewan-hewan ternak tersebut mayoritas sapi milik warga di sejumlah desa.
Baca Juga : Penuh Khidmat, Ratusan Warga Lantunkan Doa untuk Korban Kecelakaan Bus Rem Blong
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan saat tercatat pada akhir Desember tahun lalu. Yakni ada sekitar 3 sapi terjangkit. Namun, saat ini ada empat sapi mati dan puluhan lainnya terjangkit.
"Yang sakit 36 sapi, 4 ekor mati dan yang harus potong paksa 2 ekor," ujar Kepala Distan-KP Kota Batu Heru Yulianto saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Ia membenarkan adanya peningkatan penularan. Sebelumnya, Pemprov Jatim juga telah meninjau upaya penanganan pencegahan dengan vaksinasi di Pujon Kabupaten Malang. Langkah vaksinasi dan pemberian vitamin serta obat diprioritaskan. Sedangkan untuk penutupan pasar hewan masih dipertimbangkan sebagai opsi terakhir.
Heru menyebutkan, penyebaran virus PMK ini karena ada hewan ternak dari luar daerah yang masuk ke Kota Batu. Sehingga ternak lainnya ikut terpapar.
Seperti pada daerah lain, lanjut Heru, Pemkot Batu dalam waktu dekat akan melakukan pengadaan vaksin PMK. Rencana tersebut saat ini masih dalam pembahasan pihak Distan-KP Kota Batu.
Jika pada peristiwa mewabahnya PMK dua tahun sebelumnya yakni rentang Mei 2022-Mei 2023, Pemkot mendapatkan aliran dana APBN untuk penanganan PMK, tahun ini tidak demikian. Pemkot harus menggunakan anggaran dari belanja tidak terduga (BTT) dari APBD 2025.
Baca Juga : 32 ASN Terima Lencana Hakaryo Guno Mamayu Bawono, Penghargaan Tertinggi di Kota Batu
"Mulai vaksin, obat-obatan, biaya operasional dulu di-cover APBN. Tetapi sekarang tidak ada. Makannya saat ini sedang kita bahas dari pemerintah daerah sendiri apakah akan menggunakan BTT atau seperti apa," terangnya.
Heru merincikan, populasi hewan ternak di Kota Batu cukup tinggi. Di mana berdasarkan data Distan-KP terdapat 2.535 sapi potong, 8.535 sapi perah, 8.832 kambing, 7.190 domba dan 190 Babi. Jika tidak dilakukan pencegahan dan penanganan serius berpotensi terjangkit PMK dan merugikan masyarakat.
"Kita bahas dulu dan dilakukan pendataan secepatnya karena penyebaran PMK ini kan seperti COVID-19 melalui udara dan sangat cepat," pungkas Heru.