JATIMTIMES - Satgas Penanganan PMK Nasional melakukan rapat koordinasi (rakor) di Koperasi SAE Pujon, Rabu (20/7/2022) siang. Rakor tersebut dilakukan untuk percepatan penanganan wabah PMK di Provinsi Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Malang. Yang banyak menyebar di wilayah Malang Barat, yakni di Pujon, Ngantang dan Kasembon.
Dalam hal ini, Koordinator Tim Pakar Satgas PMK Nasional, Profesor Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan bahwa dalam penanganan PMK, Pemerintah berusaha untuk terbuka. Baik dari segi informasi maupun mencermati permasalahan yang terjadi hingga ke daerah dalam penanganan PMK.
Baca Juga : Bupati Salwa Beri Bonus Atlet Peraih Medali Porprov 2022
"Pemerintah pusat sangat peduli dan sangat terbuka untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini. Kami akan menggali terus, informasi yang sekiranya bisa membantu dan apa yang bisa disupport secara nasional dari Pemerintah Pusat," ujar Prof. Wiku.
Sementara itu, menyikapi penyebaran PMK di wilayah Pujon, dirinya berharap agar upaya penanganan bisa dilakukan oleh semua unsur. Baik dari peternak langsung, Pemerintah Daerah (Pemda) hingga pihak Koperasi SAE Pujon yang membawahi puluhan ribu ternak sapi perah.
Berdasarkan data yang dihimpun, hingga saat ini di wilayah Kecamatan Pujon tercatat, dari populasi ternak sapi perah sebanyak 21.200 ekor ada sebanyak 14.500 ekor sapi yang terpapar PMK. Dengan angka kesembuhan yang cukup bagus, yakni mencapai 12.500 ekor. Sedangkan tercatat ada sebanyak 681 ekor ternak yang mati. Dan ada 250 ekor yang dipotong paksa.
Kendati angka kesembuhan dinilai cukup bagus, ternyata dampak ekonomi yang dirasakan akibat PMK ini cenderung masih memukul masyarakat Pujon, terutama yang memang menggantungkan hidupnya pada hasil perahan susu. Pasalnya, produktifitas susu di Koperasi SAE Pujon hingga saat ini masih turun. Bahkan penurunannya mencapai 50 persen.
Dari populasi sebanyak 21 ribu ekor sapi dengab belasan ribu yang terpapar PMK, produksi susu di Koperasi SAE Pujon saat ini hanya sebanyak 62 ton per hari nya. Sedangkan sebelumnya, dalam kondisi normal, Koperasi SAE Pujon bisa memproduksi susu hingga 122 ton per harinya.
Baca Juga : 600.000 Dosis Vaksin PMK Kembali Siap Didistribusikan Pemerintah
Menanggapi hal tersebut, Prof. Wiku mengatajan bahwa kondusifitas untuk menjaga ternak agar tidak keluar dan masuk harus tetap dilakukan. Sebab, hal tersebut juga menjadi salah satu kunci agar wabah PMK tidak semakin meluas. Apalagi, saat ini Pemerintah juga telah melakukan vaksinasi pada daerah-daerah yang memang terdapat penyebaran PMK.
"Harus menerapkan bio security yang bagus. Harus bisa menjaga kondisi keluar masuk (ternak), harus dijaga betul-betul. Walaupun jumlah sapi yang sembuh cukup banyak, namun produktifitasnya ternyata masih turun cukup besar. Semoga produktifitas (susu) nya bisa segera pulih," pungkas Profesor Wiku.