JATIMTIMES - Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Sri Untari Bisowarno meminta kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur dapat mengupayakan agar seluruh koperasi peternakan di Jatim bisa mendapat alokasi vaksin PMK (penyakit mulut dan kuku). Hal tersebut lantaran akibat wabah PMK, sejumlah koperasi peternakan di Jatim mengalami kerugian yang cukup besar. Bahkan ada yang mencapai miliaran.
Menurut Untari, vaksin tersebut setidaknya bisa menjadi langkah antisipatif agar sapi yang masih dalam kondisi sehat bisa tetap produktif menghasilkan susu. Apalagi, di sebagian daerah, peternakan sapi menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Salah satunya di wilayah Malang Barat yang meliputi 3 kecamatan. Yakni Pujon, Ngantang dan Kasembon.
Baca Juga : Bersama Ratusan Petani, APTI Tanam Raya Tembakau di Pamekasan
"Jadi saya minta untuk semua koperasi peternakan ini diberikan alokasi (vaksin PMK). Utamanya di Jatim yang sudah seperti ini. Per hari kemarin saja, sudah 80 ribu lebih sapi yang sakit di Jawa Timur. Di Koperasi SAE Pujon saja, sapi yang mati sudah 176 ekor," ujar Untari.
Untuk itu, wanita yang juga sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur ini mendorong Pemerintah Pusat untuk segera melakukan percepatan dalam penanganan PMK. Salah satunya melalui vaksinasi.
"Maka harapan saya pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian segera mengambil langkah vaksinasi dari luar negeri itu. Agar cepat penanganannya," imbuh Untari.
Berdasarkan catatannya, ada sekitar 10 koperasi peternakan di Kabupaten Malang yang terdampak wabah PMK ini. Bahkan, produktivitas susunya menurun hingga mencapai 60 persen.
Kendati demikian, dirinya mengapresiasi komitmen koperasi yang masih membeli susu dari peternak dengan harga yang normal. Seperti di Koperasi SAE Pujon. Di mana, susu dari peternak masih dibeli dengan harga sekitar Rp 6.000. Padahal harga terbawahnya adalah Rp 3.500.
Baca Juga : Imbas Wabah PMK, KOP SAE Pujon Merugi hingga Rp 3 Miliar
"Koperasi merugi gak papa, koperasi itu sifatnya gotong royong. Menolong sendiri untuk menolong bersama sama. Ini cara untuk menolong kami dengan upaya kami dan ada akses dari pemerintah. Maka SHU bukan tujuan utama berkoperasi, kesejahteraan anggota itu yang utama. Ya minimal kalau dibeli dengan harga standar, peternak kan tidak terlalu jatuh," terangnya.
Selain mengupayakan percepatan vaksinasi, dirinya juga sedang berupaya dengan meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur agar mengalokasikan sebagian anggarannya melalui mekanisme PAK untuk membantu permodalan bagi koperasi agar dapat membeli bibit sapi.
"Taruh aja di Bank Jatim atau di Bank UMKM Jatim dan berikan ini kepada koperasi peternakan untuk mengganti bibit. Jadi kalau bisa pinjaman yang tanpa jasa dan yang panjang. Ada tenggat waktu, jadi mereka bayar jasa setelah anaknya lahir dan susunya keluar bisa diperah. Ini berikan. Tapi jangan kemudian diminta di awal. Setahun lah," pungkas Untari.